Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Liputan Buruh, Kurang Berani Mengeksplorasi

Kali ini, saya akan mulai mengevaluasi tugas mahasiswa dalam liputan May Day alias aksi Hari Buruh pada 1 Mei 2014 lalu. Untuk ukuran mahasiswa yang menjadi reporter televisi, mereka punya banyak kelebihan, tapi kekurangan juga menjadi keniscayaan.

Stand-up, atau liputan live dengan memunculkan wajah reporter, kali ini merupakan tugas kelompok empat orang:: Rizki Gultom, Elisabeth Windy, Lamtiur, dan Muthia Lavela. Empat mahasiswi ini membagi tugas. Dua nama pertama sebagai presenter di studio, Lamtiur menjadi reporter di kawasan Thamrin Jakarta Pusat, sementara Muthia Lavela adalah cameraperson nya.

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=VdN10u8zei4] Continue reading “Liputan Buruh, Kurang Berani Mengeksplorasi”

Menghadirkan Liputan yang ‘Different’

Pergi liputan bareng, bukan berarti hasil liputannya harus mirip. Dengan angle dan tampilan yang nyaris tak bisa dibedakan.

Reynaldo Oktavianus mengaku, ia meliput kampanye Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Lapangan Giant BSD bersama dua sahabat dekat, Ignatius Fajar Santoso dan Jason Leonardo.

Saat menampilkan karya liputannya dalam link youtube, video Reynaldo, Fajar, dan Jason hampir tak ada bedanya. Angle, split, dan gaya reportase mereka mirip banget. Ibarat program televisi, kalau logo stasiun televisi di pojok kanan atas ditutup tangan, isinya sama dengan kanal lainnya.

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=coSqmdcXOZs] Continue reading “Menghadirkan Liputan yang ‘Different’”

Mengagumi Pemimpin Berkuda

Laporan live yang lancar, banyak gambar pendukung, dan mengutamakan atmosfir alias natural sound di lokasi. Sayang, kurang mengeksplorasi sisi unik yang bisa ditonjolkan.

Bagi setiap mahasiswa yang saya beri tugas mengumpulkan liputan jurnalistik televisi, selain mengumpulkan materi live on tape dalam CD atau link you tube, saya juga mewajibkannya untuk menuliskan semacam “kesan”. Narasi ini berupa cerita proses liputan, keluh-kesah, kendala teknis atau apa saja yang menjadi impresi liputan di ajang akbar seperti itu.

Continue reading “Mengagumi Pemimpin Berkuda”

Joget Terakhir Suryadharma Ali

Beda dengan lainnya, Fajar membuat editing visual liputan kampanyenya dalam bentuk split. Antara narasumber, suasana liputan, dan gaya dirinya ber-live report saat hadir di tengah kampanye Partai Ka’bah.

Ignatius Fajar Santoso tampil di tengah keriuhan kampanye Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Lapangan Giant BSD –orang lain lebih suka menyebut sebagai Lapangan Sunburst.

Rapat akbar partai berlambang ka’bah ini menghadirkan magnet tersendiri dengan orasi Ketua Umum Suryadharma Ali. Jauh sebelum pucuk pimpinan partai yang juga menjabat menteri agama ini didakwa terlibat korupsi haji, tampaknya inilah kegembiraan terakhir SDA –sapaan khas pria Betawi yang dua kali menduduki posisi pembantu presiden di kabinet itu.

http://www.youtube.com/watch?v=-i30iSNOxOg&feature=youtu.be

Continue reading “Joget Terakhir Suryadharma Ali”

Katakan dengan Gambar

Menceritakan peserta kampanye amat bersemangat, peserta kampanye membawa anak, lokasi kampanye diguyur hujan, lalu terik lagi, ada orasi jurkam, konser musik, polisi berkumpul… semua tak ada gambarnya.

Semangat sekali Muhammad Nauval mengisahkan liputannya di lokasi kampanye Sunburst, Serpong, saat meliput rapat akbar Partai Nasdem. Nauval berkisah tentang banyak hal.

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=HaIYiDKyLdg&feature=youtu.be]

Continue reading “Katakan dengan Gambar”

Pentingnya Kesetaraan Reporter dan Narasumber

Dalam liputan, reporter dan narasumber seyogyanya tidak menyebut narasumber dengan sebutan “bapak”, “ibu”, “kakak”, “mas”, atau atribusi apapun yang membuat kesan tidak sejajar.

Masukan dalam liputan Stevanie Adeline ini, saat ia menyebut, “Kampanye Partai Hati Nurani Rakyat dihadiri oleh Bapak Wiranto dan Bapak Hary Tanoesoedibjo…” Juga unik saat ia ‘selip’ menyebut ejaan Hary Tanoe yang benar.

Continue reading “Pentingnya Kesetaraan Reporter dan Narasumber”

Lenyapnya Kerja Keras karena Bencana Audio

Liputan yang menarik. Sayang, terjadi ‘kecelakaan besar’ saat audio penggembira –yang dimaksudkan sebagai atmosfer atau suara natural liputan- justru lebih menonjol daripada suara reporter.

Arnoldus Kristianus meliput kampanye PDI Perjuangan di Lapangan Sunburst BSD City, Tangerang Selatan. Maksudnya, suara penyanyi dangdut yang memeriahkan kampanye itu akan dibuatnya sebagai kekuatan tersendiri. Di dunia televise disebut ‘atmosfir’ atau ‘natural sound’. Selain sebagai bukti bahwa reporter benar-benar ada di lokasi, juga untuk mempercantik liputan secara khusus. Membuat laporan menjadi lebih ‘hidup’.

Continue reading “Lenyapnya Kerja Keras karena Bencana Audio”

Liputan Kampanye dengan ‘Prominance’ Terbaik

Salah satu unsur nilai berita (news value) adalah seberapa terkenal tokoh yang ada dalam berita itu. Katherin Augustina memilih narasumber tepat saat ia mewawancarai Taufik Basari. Kelemahannya: kurang berani memotong jawaban narasumber.

Memilih narasumber untuk masuk dalam sekuen wawancara pada Live on Tape liputan kampanye bukanlah hal mudah. Beberapa karya yang masuk, mahasiswa mewawancarai warga simpatisan peserta kampanye, atau caleg partai itu. Tapi, di antara banyak reportase, liputan Katherin Augustina mendapat poin terbaik.

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=SwbVAa8RBQI] Continue reading “Liputan Kampanye dengan ‘Prominance’ Terbaik”

Kurang Kaya Gambar, Felix…

Felix menceritakan suasana di sekitar ring satu kampanye Partai Hanura. Kurang memuaskan mata pemirsa dengan visual keren.

Di pintu masuk Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Felix Anthoni berdiri. Ia berada di tengah lalu-lalang, simpatisan Partai Hati Nurani Rakyat yang menuju arena kampanye partai pimpinan Wiranto itu.

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=EzjlD1a7AlY] Continue reading “Kurang Kaya Gambar, Felix…”

Tokoh Utama yang Lepas dari Sorotan

Seharusnya, ada story yang bisa dibangun Syanne dari sosok Prabowo dari liputan ini. Tapi, ia memilih topik lain, yang tak dibangunnya dengan optimal.

Syanne Ayuresta meliput kampanye Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Suara tokoh utama hari itu, Prabowo Subianto, bukan lamat-lamat, tapi menggema sampai menenggelamkan suara reporternya. Sayang, Syanne –yang telah percaya diri berdiri di rumput Senayan- memilih membangun cerita lain, tentang pelibatan anak dalam kampanye. Pilihan story ini, juga tak dikemasnya dengan maksimal.

Continue reading “Tokoh Utama yang Lepas dari Sorotan”