Berpulangnya Sang Pemikir Reformasi Hukum…

asep1Tak ada yang percaya semua terjadi begitu cepat. Asep Rahmat Fajar, biasa disapa Kang Asep, meninggalkan Bina Graha di akhir tahun lalu, dan tak kembali di tahun yang baru. Asep, Tenaga Ahli Utama Kedeputian V –membidangi Bidang Kajian Politik dan Pengelolaan Isu-isu Hukum, Pertahanan, Keamanan dan HAM ini terkena serangan stroke pada Senin, 2 Januari 2017 di rumahnya, kawasan Jatiwaringin, Jakarta Timur.

Mengetahui sang suami jatuh telentang dari tempat tidur dalam kondisi tak sadar, Ella Irdamis Fajar membawa Asep ke rumah sakit terdekat, RS Pondok Kopi. Karena tak memiliki fasilitas CT-Scan memadai, siang itu Asep dirujuk ke RS Metropolitan Medical Centre (MMC), Jl. HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.

asep2

Di rumah sakit yang berlokasi di kawasan segitiga emas Kuningan ibukota ini, Asep pernah dirawat akibat serangan ringan pertama, November lalu. “Saat itu, Kang Asep sudah bersiap berangkat ke Belanda. Tiket pun sudah di tangan, tapi karena mendadak sakit, rencana menyelesaikan program doktor pun batal,” kisah Ella.

Masuk Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1996, Asep menyelesaikan master hukum di International Institute for Sociology of Law di Onati, Spanyol, kemudian mengambil studi doktoral Hukum Politik dari perspektif sosio legal di Tilburg University, Belanda. Studi doktornya diambil dengan skema riset, 10 bulan di Indonesia dan dua bulan di Belanda. Pilihan mengambil program doktor ini membuat Asep berhenti sebagai juru bicara Komisi Yudisial, setelah mengabdi di lembaga itu sejak 2005-2010.

Pria kelahiran Sukabumi, 14 Desember 1977 ini dikenal mudah akrab dengan banyak orang, antara lain karena latar belakangnya sebagai aktivis. Selain sebagai anggota purna Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Indonesia angkatan 1994, Asep pernah aktif di Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ‎sebagai Andalan Nasional Bidang Perencanaan Pengembangan dan Kerjasama serta Bidang Organisasi dan Hukum (2013-2016).

asep3Menjadi pegiat antikorupsi, Asep dikenal sebagai pendiri Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia (MaPPI), sebuah lembaga independen di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Nama Asep juga tercatat sebagai anggota dewan pendiri Yayasan Yap Thiam Hien. 2015 lalu, Asep juga ditunjuk sebagai salah seorang anggota panitia seleksi pemilihan calon anggota Komisi Yudisial, mewakili unsur tokoh masyarakat.

Selain tampak Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan para petinggi Kantor Staf Presiden, pemakaman Asep di TPU Menteng Pulo juga dihadiri mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, mantan pimpinan KY Imam Anshori Saleh, guru besar Universitas Andalas Saldi Isra, mantan pimpinan KPK Bambang Widjojanto dan Chandra Hamzah, Hikmahanto Juwana, Mardjono Reksodiputro, Taufik Basari, Emerson Juntho, serta para aktivis maupun jurnalis lain yang berkecimpung di dunia hukum dan antikorupsi.

Pelopor Reformasi Hukum

Di lingkup Kantor Staf Presiden, Asep yang bergabung di Kedeputian V di era Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dikenal sebagai salah seorang konseptor reformasi hukum, yang digulirkan Presiden Joko Widodo.

Dalam #ForumPresidenRIgoid, sebuah diskusi media yang menghadirkan narasumber KSP dan jurnalis membahas isu-isu terkini, Asep menegaskan bahwa paket kebijakan reformasi hukum yang digulirkan Presiden Jokowi dalam Rapat Terbatas Kabinet Kerja, 11 Oktober 2016 barulah gong pembuka.

Tak beda dengan paket ekonomi, pencanangan program ini akan diikuti paket-paket lain yang bersifat teknis serta detail, yang diluncurkan masing-masing kementerian dan lembaga. “Peluncuran reformasi hukum itu membuktikan komitmen pemerintah untuk mewujudkan kepastian hukum di Indonesia,” tegasnya.

asep4Fotonya tertawa lebar dalam rapat di ruangan Kepala Staf Kepresidenan menjadi memori khusus. “Itu rapat finalisasi strategi nasional pencegahan dan pemberantasan korupsi yang akhirnya disahkan dalam Inpres No. 10 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi,” kenang Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Sosial, Ekologi dan Budaya Strategis, Yanuar Nugroho.

Rekan kerjanya di Kedeputian V Kantor Staf Presidenan, yang dipimpin Deputi V Jaleswari Pramodhawardani, memiliki banyak kesan khusus kerja bareng Asep. Bagi Sylvana Maria Apituley, kesabaran Kang Asep sangat membekas, terutama saat memediasi perdamaian konflik GKI Yasmin di Bogor. “Kami berjuang bersama, mengontak pimpinan gereja dan masyarakat untuk menemukan solusi persoalan ini,” kata mantan Wakil Ketua Komnas Perempuan ini.

“Dunia hukum dan pembangunan di Indonesia sangat kehilangan seorang ahli, yang di usia muda telah melakukan berbagai terobosan reformasi hukum dan membangun berbagai jembatan perdamaian dalam kebhinekaan masyarakat Indonesia,” kata Theo Litaay, rekan kerja Asep lainnya.

asep5Sosok pria bertinggi besar, murah senyum dan kerap berbatik lengan panjang, Asep dikenal sebagai pribadi yang ramah. “Meski bertemu hanya sekilas di tangga masuk kantor, ia selalu menyapa, menanyakan kabar,” kata Rudy Gunawan, tenaga ahli Kedeputian IV.

Adapun Gabriel Sujayanto, penyunting laman PresidenRi.go.id, mengenang Asep sebagai pejabat yang tak nyaman hanya duduk di kursi, tapi selalu ingin menyelesaikan  persoalan di lapangan. “Belakangan, saya melihat, ruangannya sering kosong. Rupanya ia sangat sibuk membenahi persoalan bidang hukum seperti penggusuran, sengketa lahan dan lain-lain,” kata Yanto mengingat Asep yang berpulang meninggalkan sepasang buah hati, Kencana Fajar (10) dan Garda Fajar (8).  

He is gone too soon, but never gonne be forgotten. Warisan konsep dan implementasi reformasi hukum telah coba dibuat Kang Asep selagi ia bisa, hingga memberi jiwanya.

Selamat jalan Kang Asep. Kami kenang semua inspirasi dan karya-karyamu. Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa…

Seperti ditayangkan di http://ksp.go.id/berpulangnya-sang-pemikir-reformasi-hukum/

Leave a Reply

Your email address will not be published.