Angle Khusus Membedah Lapangan Pelita Harapan

Setiap liputan berita sebagai karya jurnalitik sebaiknya fokus pada angle atau sudut pandang tertentu. Kelompok ini tegas mengeksplorasi pertanyan, “Mengapa timnas Indonesia memilih menggunakan lapangan SPH Karawaci sebagai tempat latihan?”

Ryan Irfan, Grace Kartika, Michael Nathaniel, Jayanti, dan Ngakan Putu Dillon fokus pada angle keunggulan lapangan Sekolah Pelita Harapan (SPH) Karawaci sebagai pusat penggodokan anak asuhan Luis Milla. Liputan ini diperuntukkan sebagai prasyarat Ujian Tengah Semester mata kuliah Jurnalistik Televisi Universitas Multimedia Nusantara.

Kekuatan karya mereka ada pada gambar yang sangat variatif. Ada footage anggota timnas sedang berdoa jelang latihan, memulai latihan dengan pemanasan ringan, serta beberapa metode latihan. Wawancara untuk soundbyte pun dilakukan total, dari Bayu Eka di lapangan timnas, hingga kiper Kurniawan Kartika Aji di Hotel Yasmin, Tangerang.

Kekurangan dari paket karya mereka yakni saat Kurniawan berbicara, seharusnya bisa di-insert footage aktivitasnya latihan, misal menangkap bola dan jatuh di lapangan yang menurutnya nyaman itu.

Tampilnya CG atau chargen mempertegas pesan yang disampaikan. PTC atau tampilnya Grace in frame sebagai penutup paket juga cukup menjelaskan pesan yang mereka sampaikan ke pemirsa. Hanya saja, take PTC Grace dilakukan saat lapangan itu sudah sepi, tentu beda suasananya dibandingkan kalau ada background pemain yang aktif latihan. Beruntung masih ada tiga asisten pelatih di sana sebagai latar.

Behind the screen

Ryan Irfan, sebagai juru kamera dan editor, merasa senang dapat terjun liputan langsung ke lapangan. “Saya mendapatkan banyak pelajaran dan berharap akan banyak lagi liputan-liputan seperti ini, agar menambah wawasan saya di dalam bidang jurnalistik TV,” ungkapnya.

Grace Kartika, reporter lapangan berujar, dengan liputan ini ia mampu meningkatkan kerja sama dalam tim. “Jadi tahu rasanya jadi seorang reporter dan pengisi suara paket berita seperti yang ada di berita tv,” katanya.

Michael Nathaniel, juga juru kamera, mengungkapkan, sebuah pengalaman baru meliput sebuah berita pelatihan timnas. “Saya bisa belajar berkoordinasi dengan tim peliput dalam membuat sebuah package dan bagaimana harus bertindak saat liputan di lapangan,” terangnya.

Adapun Jayanti, penulis naskah, merasa bangga karena berkesempatan meliput timnas. “Saya belajar banyak dari tugas ini  mulai  dari bagaimana mengatur waktu, sabar, juga kerja dalam tim,” jelasnya.

Bertindak sebagai camerapersons sekaligus pencari narasumber (field producer), Ngakan Putu Dillon mengenang, dengan pengalaman liputan ini ia belajar bagaimana rasanya bisa meliput sebuah event besar. “Meliput timnas Indonesia sangat menyenangkan dan menambah wawasan saya. Dan saya bisa merasakan menjadi bagian sebuah tim liputan,” paparnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.