Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020
Satu gambar lebih bermakna daripada seribu kata-kata. Satu adegan lebih berbicara daripada bermenit-menit narasi.
Salah satu ungkapan bijak dalam dunia praktek jurnalisme televisi adalah “show it, don’t tell!” Gambar, visual, lebih ampuh daripada narasi yang disampaikan seorang jurnalis televisi untuk mendeskripsikan sebuah keadaan.
Adinda Permata Hati jeli melihat angle berbeda: pembagian makanan gratis yang tak rapi di antara peserta kampanye Partai Hanura.
Kampanye Partai Hati Nurani Rakyat menyajikan sesuatu berbeda karena mereka secara terorganisir mengundang para pedagang makanan untuk kemudian dibagi gratis kepada para simpatisan. Ini tentu lebih rapi, tidak seperti Gerindra, yang saat kampanye berlangsung, terjadi kejutan kala Prabowo Subianto ‘mentraktir’ seisi Gelora Bung Karno dengan menikmati makanan gratis di sekeliling stadion.
Lagi-lagi, berita televisi selalu bicara, apa yang diucapkan, itu yang harusnya ditunjukkan. Show it, don’t tell it…
Liputan Ricky Halim menampilkan Chargen/CG mencolok, “Kampanye Nasional Demokrat Tetap Berlangsung di Tengah Hujan.” Tapi, selama 40 detik Ricky on-cam tak ada visual hujan, baik dalam kondisi rintik ataupun lebat. Gambar langit di belakangnya pun cerah-cerah saja. Tak ada baju basah, tak ada orang yang tampak berteduh. Memang ada visual simpatisan partai memakai paying, atau penjual menutup kerudung kepala jaketnya, tapi tak jelas itu karena hujan atau –jangan-jangan sengatan matahari.
Berbeda dengan yang lain, Ardyan Endardo melakukan live report kampanye dalam ruangan. Penuh eksperimentasi, tapi kurang eksplorasi.
Melakukan liputan langsung secara indoor, menjadi pembeda Ardyan dibanding kawan-kawannya. Meliput kampanye Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) di dalam Istana Olahraga atau Istora Senayan, Ardyan mencoba memaparkan bagaimana suasana di belakangnya.
Arum Kusuma Dewi menawarkan angle berbeda. Sisi lain pengamanan kampanye Partai Demokrat. Sayang, visualnya tak optimal.
Masih mengevaluasi tugas live report mahasiswa kelas ‘Jurnalistik Televisi’ Universitass Multimedia Nusantara. Mengikuti kampanye terbuka Partai Demokrat di Lapangan Senopati, Blok S, Jakarta Selatan, Arum mengambil sudut pandang lain. Ia mewawancarai anggota Satuan Tugas Rajawali. Ia mewawancarai Risma, komandan nasional satgas untuk menjelaskan barang apa itu yang disebut ‘Satgas Rajawali’.
Irwin Putra tampil dari depan panggung kampanye terbuka Partai Nasdem.
Sehari-hari, Irwin Putra dikenal sebagai seorang Disc Jockey (DJ) papan atas. Tapi, tak hanya canggih dalam memutar cakram, Irwin pun percaya diri melakukan live report kampanye Partai Nasdem di Tangerang.
Anda minder untuk tampil di depan kamera karena ada masalah dengan lidah alias cadel? Jangan menyerah. Lihatlah liputan Monique Fiolitha ini.
Berdiri di sisi halaman rumput Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta saat kampanye Partai Gerakan Indonesia Raya, Monique tak tampak canggung dengan ‘kecadelannya’. Nonstop selama 1 menit 11 detik, Monique terus ‘berkicau’ tentang bagaimana suasana di stadion, rundown acara, serta siapa saja pesohor yang hadir di situ.
Dalam tugas Ujian Tengah Semester live report kampanye untuk mata kuliah Jurnalistik Televisi, nilai lebih diberikan kepada mahasiswa yang melengkapi liputannya dengan wawancara.
Tidak asal wawancara memang. Tapi, wawancara yang berbobot. Heribertus Ratu mewawancarai Kapolresta Tangerang Kombes Irfing Jaya terkait pengamanan pemilu di wilayah Tangerang. Ada salah Chargen/CG dan mungkin salah pendengara Heribertus. Yang benar nama pejabat ini ialah ‘Irfing’ bukan Irfin. Dalam jurnalisme, beda satu huruf bisa berarti banyak. Jabatanya pun bukan kapolres kabupaten Tangerang, tapi Kapolresta Tangerang, yang wilayahnya melingkupi kabupaten Tangerang, serta kota Tangerang Selatan. Irfing Jaya sebelumnya merupakan staf asisten Sekretaris Pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Karena ‘beradu keras’ dengan pelantang suara, Sofia Candra harus mengeluarkan suara ekstra.
Ini adalah contoh liputan dengan semangat tinggi, tapi terutama karena ‘didorong’ kencangnya pengeras suara di belakangnya. Maka, saat memberi pengantar liputan, mau saat mewawancarai dua simpatisan calon legislatif dari Tangerang Selatan, Sofia tampak seperti berlomba agar suaranya bisa didengar pemirsa.
Liputan kampanye Annas cukup hidup karena ada ‘show’ berbeda.
Selain antusiasme, kelebihan liputan live Muhammad Annas yakni saat ia menunjukkan kartu asuransi yang diterima para simpatisan Partai Hati Nurani Rakyat. Laksana pesulap, tangan kanan Annas kemudian mengeluarkan lima kartu asuransi keselamatan yang diberikan gratis kepada pendukung partai bernomor urut 10 ini.