Membuat liputan langsung, jangan hanya cantik di awal dan akhir, tapi juga bagaimana memungkasinya dengan baik.
Jordie Yonatan Susilo mengakui, karyanya meliput kampanye Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) di Istana Olahraga (Istora) Senayan kurang optimal. Padahal, ia mengawali live reportnya dengan baik. Begitu pula insert visual menggambarkan keramain kampanye. Juga saat menyorot maraknya anak-anak ikut kampanye, visualnya pun memadai.
Sayang, saat mewawancarai Nurhayati, seorang simpatisan PKPI yang datang membawa puteri kecilnya, Jordie tak mengakhiri live report itu dengan baik. Terputus tiba-tiba. Laksana laporan langsung yang terpotong karena baterei sarana penyampai live reportnya (di Kompas TV kami menyebutnya ‘Live-U’), atau tiba-tiba kehilangan sinyal di tengah jalan.
Sedikit catatan istilah teknis: Tak seharusnya Jordie menyebut Fraksi PKPI. Fraksi adalah bagian dari partai yang berada di parlemen/DPR. Sebut saja partai. Kritik lain, saat Jordie menyebut, “Kurang lebih 20 ribu partisipan memenuhi kampanye PKPI di Istora Senayan”. Istora Senayan, sarana olahraga tertutup yang dibangun sebagai sarana kelengkapan tuan rumah Asian Games 1962, kapasitasnya tidaklah sebanyak itu.
Proses dan kendala liputan
Jordie berkisah, dalam proses liputan menggunakan kamera SLR, tripod, dan handphone sebagai perekam suara.“Salah satu kendala yang saya hadapi, di dalam Istora Senayan sangat berisik,” paparnya. Ia pun mengurungkan rencana wawancara di dalam Istora.
LOT atau live on tape pun dilakukannya berulang-ulang tepat di depan pintu masuk Istora. “Terpaksa melakukanya berkali-kali karena banyak sekali kendala. Pertama, saya grogi dan suka lupa apa yang akan saya ucapkan. Kedua, banyak gangguan dari orang sekitar,” urainya.
Setelahmelakukan LOT, Jordie masuk lagi ke dalam. Tiba-tiba ramai, Ketua Umum PKPI Sutiyoso hadir. “Ini kesempatan bagi saya. Saya langsung ikut ke dalam keramaian para wartawan lain,” ceritanya. Ia pun mengambil gambar Sutiyoso berhimpit-himpitan. Hasilnya sangat memuaskan. Gambar yang diambilnya sangat bagus, meski harus berdesakan dan kamperanya sempat membentur kepala dari wartawan lain karena saling serobot. “Itu merupakan pengalaman yang mengesankan,” kenang Jordie.