Biasakan menampilkan visual sesuai dengan narasi yang diucapkan. Apalagi kalau liputan itu ingin menonjolkan seorang tokoh dengan ‘prominance’ atau ketenaran tertentu.
Salah satu kekurangan elementer yang sering terjadi pada liputan mahasiswa di ajang kampanye pemilu, yakni tak menyertakan visual sesuai dengan narasi ‘stand-upper’. Apalagi, sejatinya liputan itu ingin menonjolkan tokoh tertentu, sebagai ‘jualan’ atau pencapaian khusus yang ingin ditonjolkannya. Sering terjadi, reporter on-cam dengan suara Prabowo Subianto di belakangnya sebagai latar, tapi tak sekalipun frame menampilkan wajah sang calon presiden ke-7 Indonesia.
[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=N2-cv0hGBwY&feature=youtu.be]
Begitu pun Andrea Mitra Nata. Meliput rapat akbar PDI Perjuangan di Lapangan Sunburst, Bumi Serpong Damai, Andrea menyebut kehadiran Rano Karno di lokasi itu. Yang dimaksud tentu saja Rano Karno, pelaksana tugas Gubernur Banten yang juga salah seorang Ketua DPP PDI Perjungan. Tapi, karena tak sekalipun layar menampilkan wajah Rano Karno –baik dalam full frame insert atau tampil split bersama reporter- maka liputan sepanjang 52 detik ini menjadi kurang memiliki nilai tambah. Hanya memunculkan wajah Andrea, tanpa wawancara tokoh, tanpa shot ke arah stage, kecuali sekelebat visual kibaran bendera dan keramaian simpatisan PDI Perjuangan.
Catatan lain, soal akurasi. Andrea menyebut Rano Karno sebagai ‘wakil bupati’ Banten. Banten adalah nama provinsi, bukan kabupaten, sebagaimana Tangerang, Rangkasbitung, dan Lebak. Sebuah provinsi dipimpin oleh seorang gubernur, sementara seorang bupati memimpin sebuah kabupaten. Clear, bro?
Proses liputan
Dalam liputan ini, Andrea menggunakan kamera SLR 600 D, tripot, dan fitur voice note Blackberry sebagai alat perekam. “Salah satu kendala mahasiswa adalah susahnya menemukan kepastian jadwal kampanye partai,” ungkapnya.
Awalnya, Andrea dan enam temannya mendapat informasi akan diadakan kampanye di alun-alun kota Tanggerang. “Saya mengendarai motor membonceng teman saya, sedangkan sisanya naik mobil salah satu dari mereka. Namun sesampainya di temapat, ternyata lapangan sepi. Hanya beberapa orang yang sedang berolahraga. Tidak ada tanda-tanda akan diatakan nya kampanye partai manapun,” kisahnya.
Di dekat alun-alun itu terdapat kantor KPU Tangerang. “Kami segera mencari informasi ke kantor tersebut,” katanya. Mereka direkomendasikan sebuah lapangan yang cukup jauh dari daerah itu. Rencananya di tempat itu akan diadakan kampanye dari partai PDI perjuangan.
Namun tempat tersebut lagi-lagi kosong dan tak ada aktivitas partai apapun. “Kami menanyakan informasi kepada masyarakat sekitar. Mereka juga tidak mendengar info apapun tentang akan diadakan kampanye partai apapun,” ungkapnya. Lalu merekamendapat info dari beberapa teman bahwa ada kamapnye keliling dari partai PDI di daerah Pamulang. Saat itu juga kendaraan langsung diarahkan ke Pamulang.
Di tengah jalan, baru mereka mendapat kabar ada kegiatan kampanye PDI Perjuangan di kawasan BSD. Sebuah perjuangan luar biasa yang layak diapresiasi tinggi!