Nasional
Adhi Karya Kerahkan Seratus Pekerja Bersihkan Banda Aceh
Minggu, 16 Januari 2005 | 21:05 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Memasuki pekan keempat pasca bencana gempa bumi dan tsunami, sampah-sampah masih menumpuk di jalan-jalan utama kota Banda Aceh. Untuk itu, mulai hari ini, Minggu (16/1), PT Adhi Karya melakukan pekerjaan khusus pembersihan kota.
“Kami merekrut seratus pekerja untuk proyek ini,” kata Zaini, pelaksana proyek Adhi Karya saat dijumpai Tempo di kawasan Simpang Lima Peunayong, Banda Aceh. Dia tengah mengawasi pekerjanya yang berkumpul pada jam istirahat siang.
Menurut Zaini, para pekerja itu dikelompokkan dalam tiap regu yang beranggotakan 12 orang. Mereka bekerja membersihkan puing-puing, kayu, dan kotoran lain yang berserakan di jalur utama kota seperti di Jl. Tengku Daud Beureuh, Jl. Hasan Tiro, Jl. Panglima Polim, dan sekitarnya. Berbagai peralatan pertukangan menyertai perjalanan para pekerja dengan masker putih ini.
“Kami sedang menunggu tambahan sekitar seratus orang pekerja lain yang didatangkan dari Medan,” katanya. Para pekerja itu rata-rata berasal dari kampung Lam Ateuk, Aceh Besar. Untuk masa delapan jam bekerja tiap harinya, mulai jam 8 pagi sampai jam 5 sore, mereka dibayar Rp 30 ribu ditambah jatah makan siang pada jam istirahat siang.
Zaini mengaku tak tahu sampai kapan proyek pembersihan sampah ini berjalan. “Sampai ada perintah untuk berhenti,” katanya. Ia memaparkan, saat ini semua proyek pengerjaan jalan dan bangunan Adhi Karya di Sumatera dihentikan sementara, karena peralatan beratnya dikirim untuk membantu pengerjaan fisik pemulihan Aceh. “Buldozer,dump truck, sekop-sekop, dan perlengkapan lainnya dikerahkan ke Aceh,” katanya.
Di saat yang sama, 350 siswa Sekolah Calon Tamtama Mata Ie juga dikerahkan untuk memungut sampah dan membersihkan jalan-jalan utama di Banda Aceh. “Ayo, delapan orang ke mari,” teriak seorang kepala regu meminta anggotanya untuk membantu membersihkan jalur hijau di jalan raya sekitar komplek Kodam Iskandar Muda.
Marizal, salah seorang siswa Secata yang turut dalam kelompok itu bercerita, setiap pagi, ia dan rekan-rekannya datang ke pusat kota Banda Aceh dan kembali ke Asrama Secata Mata Ie pada sore hari.
Jojo Raharjo dan Yuswardi A. Suud
Ditayangkan di http://tempo.co.id/hg/nasional/2005/01/16/brk,20050116-30,id.html