Jember (beritajatim.com) – Tenaga Ahli Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden Agustinus ‘Jojo’ Raharjo menyarankan agar kabar bohong (hoax) yang marak dibuat dengan sengaja untuk motif politik maupun ekonomi dihadapi dengan penjelasan yang akurat dan bersahabat.
Jojo menyampaikan ini dalam Workshop ‘Leadership, Communication Skills and Office Management’ yang digelar Universitas Jember bekerjasama dengan Universitas Udayana, Bali dan Asian Institute of Technology (AIT), di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (12/4/2018).
Jojo menjelaskan contoh saat pemerintah diserang isu masuknya 10 juta tenaga kerja asal Tiongkok pada akhir 2016.
Saat itu Kantor Staf Presiden dan beberapa kementerian terkait berkumpul dan merumuskan strategi komunikasi untuk melawan kabar bohong itu.
Pemerintah melawan dengan menyebarkan ‘meme’ dan berbagai infografis yang membantah kabar palsu itu. “Kementerian Ketenagakerjaan dan Pariwisata mengeluarkan data bahwa 10 juta itu bukan jumlah tenaga kerja asing, tapi target kunjungan wisatawan mancanegara tahun itu. Jumlah TKA pun hanya 74.183. Baik wisatawan maupun TKA asal Tiongkok memang menempati urutan pertama, tapi jumlahnya tak sefantastis itu,” kata pria yang juga penggemar berat klub sepak bola Persebaya dan Liverpool ini.
Jojo memaparkan studi kasus dua tokoh saat menghadapi krisis, yakni Presiden Amerika Serikat dan Donald Trump dan pendiri sekaligus CEO Facebook Mark Zuckerberg.
Trump tampil dengan karakter menyerang media, baik saat pidato maupun dalam bermedia sosial.
Sementara Zuckerberg tampil tenang dan gentle dalam menghadapi krisis skandal eksploitasi data Facebook oleh Cambridge Analytica.
Saat memberikan kesaksian di depan Senat AS, Zuckerberg tampil elegan, dengan meminta maaf serta tak menyalahkan pihak lain.
Efek dari pidato Zuckerberg tiga hari lalu itu, saham perusahaan teknologi Facebook Inc menyentuh rekor tertinggi dalam dua tahun terakhir. Sebuah prestasi besar di saat krisis melanda.
“Sekarang tergantung bagaimana Anda dalam mengatasi krisis. Mau seperti Trump atau Zuckerberg?” tanya Jojo dalam pelatihan yang diikuti dua belas bankir dari Bangladesh Bank itu.
Pelatihan ini digelar hasil kerjasama Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember, Universitas Udayana, Asian Institute of Technology yang berpusat di Pathumthani, Thailand.
Selain mengikuti berbagai sesi di Unej, peserta juga berkesempatan melancong ke lokasi wisata unggulan di Jember, yakni Pantai Tanjung Pasir Putih Malikan (Papuma) di Wuluhan.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dosen dan mahasiswa agar memiliki soft skill di bidang kepemimpinan, komunikasi, dan manajemen di tingkat internasional. “Selain itu, juga untuk engoptimalkan jenis kegiatan dari kerjasama Internasional serta meningkatkan jaringan kerjasama antara stakeholders baik di dalam maupun di luar negeri,” kata penanggungjawab kegiatan Idah Andriyani. [wir/ted]
Seperti ditayangkan di http://m.beritajatim.com/politik_pemerintahan/325810/staf_kepresidenan_paparkan_beda_trump_dan_zuckerberg.html