Ujian Penentuan

Hari keempatbelas bersama Covid-19

Ya, Rabu, 21 Juli 2021 merupakan hari keempatbelas saya bersama Covid-19 sejak mendapat hasil positif pada Tes Antigen 8 Juli 2021 dan hari kesebelas di lokasi isolasi di Jakarta Barat ini.

Mestinya saya deg-degan. Ini karena pada 21 Juli 2021 kembali mendapat kesempatan Tes Usap PCR di lokasi isolasi. Pada PCR pertama 16 Juli lalu, saya masih dinyatakan positif, dengan CT Value 29-32. Padahal, saya yakin sekali sudah negatif. Gejala pun bisa dibilang tak ada. Tak terserang anosmia alias hilang pembauan, sesak nafas, dan lain-lain.

Setelah PCR 16 Juli itu yang berakhir di luar ekspektasi itu, emosi saya berubah. Dalam suasana bosan dan menjumpai kenyataan tak sesuai harapan, sensitivitas saya mudah naik. Terutama pada kawan dan saudara yang sebenarnya maksudnya baik. Menyapa dan menanyakan kabar.

Bahkan, beberapa langkah nekat hendak saya lakukan. Berbekal referensi dari berbagai sumber, saya yakin, harusnya kalau sudah menjalani 10 hari isolasi tanpa gejala berarti, saya dinyatakan sembuh. Ya, bolehlah ditambah 3 hari isolasi lagi di rumah. Berbagai lobby saya sampaikan ke petugas kesehatan, resepsionis hotel dan Tim Satgas Covid-19 di kantor. Tetap saja, jawaban mereka: alangkah baiknya kalau Pak Jojo sudah benar-benar negatif.

“Kalau pulang dalam keadaan positif, nanti harus menandatangani surat pernyataan bahwa Pak Jojo check-out dalam keadaan masih positif,” kata rekan bagian Sumber Daya Manusia di tempat kerja.

Lokasi isolasi ini dihuni puluhan orang dari berbagai perusahaan. Bisa juga bayar pribadi. Di lift, saya sempat basa-basi dengan seorang anak muda.

“Mulai kapan di sini?” tanyaku.

“Sejak tanggal 15, Pak. Tapi bukan 15 bulan ini, tapi tanggal 15 pada bulan lalu (Juni),” katanya.

“Wah, lama sekali. Sudah berapa kali PCR?”

“Sudah lima kali, Pak,” jawabnya.

“Wow. Tapi nilai CT nya naik terus, kan?” cecarku

“Ya, kadang naik, kadang turun, Pak..” balasnya.

Waduw. Patut diketahui juga, ada sebuah perusahaan rokok ternama yang ‘menitipkan’ karyawan positif Covid-19 di lokasi isolasi ini memberi syarat berat. Sang karyawan baru boleh check-out jika sudah dua kali mendapat sertifikat negatif. Padahal, jarak antar Tes Usap PCR bisa 5-7 hari.

Jadi, sekali lagi, mestinya saya deg-degan kelas berat pada ujian penentuan kali ini. Tapi, ah saya menganggapnya biasa saja. Mau Kamis besok check-out atau gimana, ya lihat nanti sajalah.

Saya masih tenggelam dalam berbagai rapat zoom kantor, sebelum turun ke lokasi Tes Usap PCR sekitar pukul 10 pagi.

Ya sudahlah, apapun hasilnya, mesti siap terima. Saya harus tetap gembira.

Segembira hari ini, seorang kawan kantor isteri -yang juga sama-sama alumnus lokasi isolasi serupa- mengirimkan paket mie mewah dari ‘Imperial Kitchen’. Sementara itu, Raymond Sihombing, sahabat baik di Moskow yang sedang mudik ke Utan Kayu, mengirimkan jenis makanan kegemaran nan susah dicari. Terima kasih Tuhan untuk mereka.

Senang juga mengetahui kabar Einzel, si sulung 13 tahun kami, hari ini mendapat kesempatan akses vaksin pertama. Seiring kondisi Covid-19 kian mengganas, pemerintah membuat kebijakan, anak di atas 12 tahun boleh divaksin.

Bedanya, kalau Maret lalu antara vaksin dosis 1 dan 2 saya berjarak dua pekan, untuk Einzel ini jedahnya sampai sebulan. Padahal, kami sama-sama mendapat vaksin Sinovac. Sudahlah, yang penting ada keyakinan bahwa anak kami lebih aman dengan suntikan pasukan baru pembentuk imun tubuh.

Hari ini adalah penerapan PPKM Darurat ke-19, dengan konfirmasi 33.773 orang positif pada sehari terakhir dan tambahan korban meninggal masih di atas seribu orang per hari. Ada 1.383 orang berpulang kemarin.

Mazmur 91:15

“Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya…”

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.