Kuliner Semarang: Dapur Ndeso Anne Avantie, Swike dan Lumpia Cik Meme

 Mampir ke Ibu Kota Jawa Tengah. Bukan hanya terkenal soal banjir rob, tapi juga daya tarik jelajah kulinernya.

Di antara yang tak biasa di Semarang, weekend kemarin kami mampir ke Dapur Ndeso D’ Flamboyan  milik perancang busana dan pelopor kebaya kontemporer Anne Avantie. Perempuan 67 tahun yang akrab disapa ‘Bunda Anne’ ini memang kelahiran Semarang, meski kemudian besar di Solo.

Terletak di kawasan Museum Mandala Bhakti di seberang Tugu Muda, restoran ini menyajikan suasana Jawa. Mulai aneka menunya, hingga cara berbusana pelayannya. Namanya juga Dapur Ndeso, sudah pasti menu yang dijual di sini bukan menu-menu modern. Konsepnya lebih seperti model prasmanan, jadi kita tinggal nunjuk saja. Ada gudeg, lodeh toreng, bakwan jagung, wedang uwuh, bubur lemu, dan lain-lain.

Lokasi di museum milik TNI AD pun menunjukkan betapa hebatnya bisnis tentara dalam memaksimalkan asetnya.

Selain itu, menarik sekali di sini ada coretan khas dari Anne Avantie yang bisa menguatkan semangat.

‘Masalah Selalu Datang Sepaket dengan Jalan Keluar’

‘Masalah Itu Besar Kecilnya Karena Pikiran Bukan Karena Masalahnya’

‘Takutlah pada Suara Tuhan’

‘Jangan Takut pada Suara Manusia’

‘Orang yang Berbuat Baik itu Musuhnya Banyak’

Yuk, kalau ke Semarang, jangan lupa ke warung makan premium ini. Meski ya, harganya juga premium lho. Namanya juga tempat berkelas…

Swike Purwodadi

Namanya memang Swike Purwodadi, sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Tapi karena Semarang adalah ibu kota Jawa Tengah, maka tak susah menemukannya di sini, termasuk Swike Pak Untung di kawasan Jalan Gajah Mada.

Swike atau Swikee adalah Masakan Tionghoa Indonesia yang terbuat dari paha kodok. Hidangan ini dapat ditemukan dalam bentuk sup, digoreng kering, atau ditumis. Aslinya hidangan ini berasal dari pengaruh masakan tionghoa  yang masuk ke Indonesia.

Istilah “swikee” berasal dari dialek Hokkian (Pe̍h-ōe-jīsúi-kesui (air) dan ke (ayam) yang merupakan  penghalusan untuk menyebut kodok sebagai “ayam air”. Bahan utama hidangan ini adalah kaki kodok (umumnya dari “kodok hijau”) dengan bumbu bawang putih, jahe dan tauco, garam, serta lada. Dihidangkan dengan taburan bawang putih goreng dan daun seledri di atasnya, swike biasanya disajikan dengan nasi putih.

Kalau bagi Anda makan katak tidak haram, masukkan tempat ini sebagai wish list khusus di Semarang. Selain sop swike dan swike kering, Pak Untung juga menyajikan bungkusan pepes swike dan telor kodok.

Lumpia Cik Meme

Tak ke Semarang kalau tidak makan lumpia. Salah satu referensinya adalah Lumpia Cik Meme (LCM), juga di kawasan Jalan Gajah Mada. Cik Meme merupakan generasi kelima pemilik lumpia ini.

Menjadi istimewa karena di sini Cik Meme memajang kliping koran saat ia turut berjuang berunjuk rasa di Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, memprotes klaim Malaysia bahwa lumpia adalah milik mereka.

Jika biasanya lumpia berisi campuran rebung, telur, dan potongan daging ayam, kedai lumpia Cik Meme punya varian unik yang menarik dicoba. Mulai dari lumpia isi daging kambing, isi kepiting dan rasa lainnya, Cik Meme  juga membuat olahan lumpia menjadi keripik.

Yuk ke Semarang, jangan lupakan makanan Jawa, swike dan lumpia.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.