Jogja Kian Istimewa Tiap Jam 10 Pagi

Keputusan itu sudah lama, tapi baru kali ini saya merasakannya langsung.

Beberapa pagi ini, di penginapan saya di Yogyakarta, sesuatu yang istimewa terdengar setiap jarum jam menunjukkan pukul 10 pagi tepat. Lagu Indonesia Raya berkumandang dari speaker tempat kami menginap. Kami sontak berdiri dan memberi hormat. Teringat kisah dulu, ada seorang jenderal senior, yang bahkan saat di kursi roda pada masa tuanya pun, langsung pasang sikap sempurna begitu mendengar lagu kebangsaan dinyanyikan. O ya, nama jenderal itu Leonardus Benjamin Moerdani.

Kebijakan tersebut diambil saat Hari Kebangkitan Nasional setahun silam. Inisiatornya, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta alias Raja Yogya, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Mulai hari ini, Kamis 20 Mei 2021, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta mewajibkan semua ruang publik di daerahnya memutar lagu kebangsaan Indonesia Raya tiap hari pukul 10.00 WIB. Aturan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Nomor 29/SE/V/2021 tentang ‘Memperdengarkan Lagu Indonesia Raya’ yang diteken Sultan HB X pada 18 Mei 2021.

“Lagu Kebangsaan Indonesia Raya satu stanza agar diperdengarkan setiap pukul 10.00 WIB atau setiap pagi saat memulai aktivitas kegiatan,” kata Sultan.

Surat Edaran ditujukan kepada bupati/wali kota se-DIY, pimpinan perwakilan instansi pemerintah pusat, instansi pemerintahan di lingkungan Pemda DIY, pimpinan BUMN dan BUMD, serta pimpinan perusahaan swasta.

Menurut Sultan, SE tersebut diterbitkan sebagai upaya meningkatkan semangat nasionalisme serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa serta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Raja Keraton Yogyakarta ini juga meminta setiap orang yang hadir pada saat lagu Indonesia Raya diperdengarkan atau dinyanyikan agar berdiri tegak dengan sikap hormat.

“Wajib berdiri tegak dengan sikap hormat,” kata Sultan dalam SE itu.

Gerakan Indonesia Raya Bergema dimunculkan sejumlah elemen masyarakat di Yogyakarta yang tergabung dalam Forum Rakyat Yogya Untuk Indonesia (For You Indonesia) bersama Pemda DIY, Keraton Yogyakarta, serta Kadipaten Pakualaman sebagai sarana kampanye berkelanjutan menggelorakan nasionalisme.

Leave a Reply

Your email address will not be published.