Super Air Jet Experience

Terbang ke Lampung. Perdana pakai maskapai baru.

Pagi kemarin, 13 Oktober 2022, terbang ke Bandara Radin Inten II Tanjung Karang, Lampung. Sependek ingatan, ini kali ketiga ke Lampung via udara, yang durasi penerbangannya hanya sekitar 50 menit. Ibaratnya baru pasang sabuk pengaman, eh sudah mendarat aja.

Yang berbeda kali ini kebagian terbang pakai Super Jet Air. Airlines baru yang berusia setahun.

Saat awal beroperasi pada 6 Agustus 2021, orang banyak bertanya, Super Air Jet ini punya siapa? Sempat berhembus kabar, maskapai dengan corporate color kuning keemasan ini punya Lion Air Group, sebagaimana Lion, Batik dan Wings Air. Lalu dibantah.

Akhirnya terkuak, memang Super Air Jet punya keluarga Rusdi Kirana, meski tak dimasukkan dalam ‘grup check ini’ Lion Air.

Kali pertama terbang, maskapai ini hanya memiliki tiga unit armada pesawat tipe Airbus 320. Setahun kemudian, armada mereka terdiri dari 31 pesawat dan melayani 19 kota di Indonesia dengan frekuensi 114 penerbangan setiap hari.

“Hingga akhir tahun 2022, diproyeksikan bertambah menjadi 61 unit armada pesawat,” kata Direktur Utama (Chief Executive Officer) Super Air Jet Ari Azhari pada setahun hari jadi Super Air Jet.

Setahun silam, Ari menjelaskan bahwa maskapai lokal yang berdiri pada 21 Maret 2021 ini 100 persen modalnya berasal dari dalam negeri, seperti dikutip dari Kompas.com (5/3/2021).

“Super Air Jet merupakan maskapai penerbangan swasta baru kategori layanan pengangkutan penumpang berjadwal harian yang berasal dari Indonesia dan sepenuhnya dimiliki atas penyertaan modal orang lokal (dalam negeri),” kata mantan General Manager Service Lion Group itu.

Menurut Ari, sebagai low cost carrier, atau maskapai dengan biaya terjangkau, Super Air Jet menargetkan para anak muda atau milenial.

“Super Air Jet didirikan atas dasar optimistis bahwa peluang pasar, khususnya kebutuhan penerbangan dalam negeri masih ada dan terbuka luas. Ada permintaan yang sangat kuat dari masyarakat untuk perjalanan udara saat ini, terutama para milenial,” jelasnya.

Berbeda dari kebanyakan maskapai penerbangan yang memilih seragam berwarna cerah untuk para krunya, Super Air Jet lebih memilih warna natural. Khaki adalah warna yang dipilih oleh Super Air Jet untuk seragam Super Crew, termasuk para pramugarinya. Tak sembarangan memilih warna, Ari menjelaskan bahwa ada filosofi khusus kenapa Super Air Jet memilih warna khaki.

“Filosofi ini berasal dari warna tanah dan turunan warna kulit orang Asia yang mayoritas dijumpai di Indonesia dan beberapa negara lain,” tutur Ari.

Pihaknya menilai, penggunaan warna bumi (gradasi antara warna cokelat dan putih) sebagai ciri khas ketika dikenakan bersamaan balutan seragam Super Crew, tampilannya terkesan natural (kalem), hangat, menenangkan, bersahabat, enerjik, dan penuh ceria.

Selain itu, desain pakaian santai (casual) dipilih untuk menggambarkan pakaian para milenial yang tampak nyaman serta cocok digunakan dalam kegiatan apa pun.

“Ada yang bilang pramugari dan pramugaranya keren milenial. Tapi ada yang bilang malah kayak ‘tukang bengkel’,” kata seorang sahabat yang kerap terbang dan juga sudah pernah merasakan airlines anyar ini.

Selamat datang Super Jet Air, meski lumayan telat baru berkesempat mencicipimu, dengan warna jok kursi biru ngejreng, setelah setahun terbang. Semoga panjang umur!

Leave a Reply

Your email address will not be published.