Ternyata penerbangan dari Bandara JOG masih ada. Hanya untuk jenis pesawat berbadan sempit.
Ketika ada pertanyaan, mau pulang ke Jakarta lewat Bandara YIA Kulonprogo atau JOG Adisutjipto, saya terhenyak. Oh, ternyata masih ada toh penerbangn dari dan ke JOG.
Tentulah saya memilih bandara bersejarah ini. Jarak dari kota tidak jauh. Hanya sekitar 30 menit dari lokasi tinggal kami di kawasan UGM. Sementara kalau menuju bandara baru Yogyakarta International Airport perlu waktu 1,5-2 jam. Dari JOG, saya menggunakan pesawat ATR 72-600 Citilink mengarah ke Bandara Halim Perdanakusuma. Dua bandara legendaris Indonesia.

Nama bandara ini diambil dari Agustinus Adisutjipto, penerbang AURI (sekarang TNI AU) pertama, disebut juga sebagai ‘Bapak Penerbang Indonesia’.
Bandar Udara Adisutjipto dulu dinamakan Maguwo, sesuai dengan nama desa tempatnya berada kapanewon Maguwoharjo, Sleman. Pangkalan udara Maguwo dibangun sejak tahun 1940 lalu dipergunakan oleh Militaire Luchtvaart pada tahun 1942.
Pada 29 Juli 1947 pesawat Dakota C-47 dengan registrasi VT-CLA yang dikemudikan oleh pilot berkebangsaan Austraiia, matan perwira RAAF, Noel Constantine dengan kopilot berkebangsaan Inggris yang juga mantan perwira RAF, Roy Hazelhurst. Dalam pesawat tersebut turut pula Komodor Udara Agustinus Adisoetjipto, Komodor Udara Abdulrahman Saleh, seorang operator radio Adisumarmo Wiryokusumo, Zainal Arifin dan seorang teknisi berkebangsaan India, Bidha Ram ditembak jatuh oleh pesawat Belanda, P-40 Kityhawk dan jatuh di Dusun Ngoto, Bantul.



