Mudik dan Gambaran Ketimpangan Jawa Non-Jawa
Banyak pelajaran bisa dipetik dari tiap berlangsungnya musim arus mudik dan balik. Salah satu di antaranya, soal jargon ‘pembangunan’ di Indonesia yang masih saja berat sebelah.
Tak seperti beberapa Lebaran sebelumnya, tahun ini kami sekeluarga mengikuti ritual kultural mudik dan balik, sebagaimana dihelat jutaan orang negeri ini. Setelah tiga hari raya Idul Fitri ‘pass’ ke Yogyakarta sejak kehadiran anak kedua, kali ini kami mengikuti agenda sebagian besar penduduk Indonesia. Termasuk di dalamnya, acara bermacet-macet di jalan secara ‘brutal’. Ada yang menyenangkan juga dari sisi sampingan perjalanan super panjang 25 jam arus balik Yogya ke Tangerang, kami bisa menyaksikan spot-spot yang jarang terlintas di kepala: Kebumen, Wangon, Lumbir, Sumpiuh, Majenang, sampai ‘terbuang’ ke Majalengka.
Continue reading “Mudik dan Gambaran Ketimpangan Jawa Non-Jawa”
Cipali Experiences
Salah satu proyek infrastruktur yang sukses diwujudkan Jokowi. Butuh banyak doa dan pembenahan agar tak terus makan korban.
Thank’s God, perjalanan menempuh jalan tol sambung-menyambung dalam separuh rute Jakarta-Yogyakarta berjalan lancar. Masuk tol dari Gerbang Halim, Jakarta Timur hingga keluar tol Pejagan di wilayah Kabupaten Brebes, hanya perlu waktu 4 jam pada Minggu (12/4).
Tol sambung menyambung kami tempuh, dimulai dari Tol Jakarta-Cikampek sepanjang 72 km. Keluar dari tol yang dibangun pemerintah pada 1988 itu, hanya berselang 4 kilometer kemudian kita bertemu dengan pintu tol Cikopo. Inilah awal jalan tol yang disebut terpanjang di Indonesia, Cipali alias Cikopo-Palimanan sepanjang 116,7 kilometer.