
Usah Gundahlah, Ada Gundala Patriot Kita

"the future belongs to those who believe in the beauty of their dreams, masa depan adalah milik mereka yang percaya kepada keindahan mimpi-mimpinya.."
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah. Mohon maaf lahir dan batin. Minal aidin wal faizin, yang kira-kira artinya, “Semoga kita termasuk menjadi orang-orang yang kembali sebagai orang yang menang.”
Omong-omong, di masa libur kali ini, selain bersilaturahmi dengan keluarga, apakah Anda sempat menyaksikan film yang khusus diputar di gedung bioskop sebagai sajian hiburan keluarga di masa liburan Lebaran?Berpuluh tahun lalu, kita kerap disuguhkan film Warkop Dono Kasino Indro, yang sengaja diputar masa penayangannya dua kali setahun. Saat libur Idul Fitri dan menyambut libur Natal-Tahun Baru, masa di mana keluarga kerap menghabiskan waktu bersama.
Di libur Lebaran kali ini, ada beberapa film yang sengaja masuk masa tayang untuk menemani waktu di sela silaturahmi keluarga kita. Dari produksi dalam negeri ada Raditya Dika: Single Part 2, Hit & Run, Ghost Writer dan juga Si Doel The Movie 2, sementara dari Hollywoood ada Godzilla II: King of The Monsters dan Aladdin. Continue reading “Minal Aidin Wal Faizin, Kisah Tak Ada yang Instan dari Film Aladdin…”
Samuel Gunawan memilih film ‘A Man Called Ahok’ sebagai tugas akhir mata kuliah Teknik Interview dan Reportase Universitas Multimedia Nusantara 2018/2019. Pilihan ini punya tantangan tersendiri karena ada kesulitan mengambil take wawancara di lingkungan gedung bioskop.
Continue reading “TIR Samuel Gunawan: Semangat dari Pemutaran Film Ahok”
Robert Neville, seorang ilmuwan cerdas berprofesi sebagai ahli virus, menjadi orang terakhir yang mampu bertahan hidup di dunia, setelah serangan penyakit amat mematikan. Dalam sunyi, ia lalu berkeling kota New York dengan berjalan kaki sembari berteriak, “Is anyone out there? Please….”
Itulah cukilan film ‘I Am Legend’ yang diperankan apik oleh Will Smith pada 2007 silam.
Awal Oktober 2018, suasana tak kalah nestapa terlukis di Sulawesi Tengah. Dua kali dalam empat hari, Presiden Jokowi menyusuri puing-puing bencana gempa bumi yang datang berlipat bersama tsunami dan likuifaksi.
Menapakkan langkah satu demi satu, Jokowi berjalan mendatangi Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Pantai Talise, Perumnas Balaroa, Petobo, Hotel Roa-Roa, Rumah Sakit Wirabuana, Rumah Sakit Undata, Lapangan Vatulemo, hingga sampai pula ke Donggala. Continue reading “I am Legend”
Ini tentang film, Love for Sale, yang lagi diputar di berbagai bioskop di Indonesia. Tentu saja saya menulis artikel ini bukan karena saya kebagian main beberapa detik di film berdurasi 104 menit produksi Visinema itu, tapi karena karya-karya garapan Andibachtiar Yusuf emang selalu keren.
Kadang kesempatan terbaik nonton film dengan serius justru terjadi ketika dalam perjalanan pesawat terbang. Ini juga yang saya alami saat pekan lalu menghabiskan film ‘Sweet 20’ dalam perjalanan pergi dan pulang Jakarta-Kualanamu.
Sesuai dugaan, film Dilan 1990 meledak. Pada hari pertama penayangan di tanah air, Kamis 25 Januari 2018, film garapan sutradara Fajar Bustomi ini langsung meraup total penonton 225 ribu orang. Dilan 1990 yang diproduksi Falcon dan Max Pictures tampil di 389 layar di seluruh Indonesia.
Continue reading “Dilan 1990, dan Cara Partai Menggaet Millenials”
Akhirnya, tamat sudah mengikuti 13 episode ‘The Publicist’, rangkaian sekuel film yang dibuat Viu Indonesia dalam web portal mereka, untuk mengenalkan aplikasi premium untuk nonton film -awalnya berupa drama-drama Korea- ini.
Continue reading “The Publicist: Public Relations, Cinta, dan Kampanye Hitam Politik”
Tv One, Padang Tv atau tv-tv lain silahkan saja memutar film G 30 S-PKI. Dengan pro kontra dan trending topics seperti ini, kalian akan menangguk banyak iklan, untuk sebuah tayangan yang panjang durasinya melebihi ILC, satu hal yang tak didapat TVRI saat memuter film ini pada 1985 hingga 1997.
Dalam buku ‘Menjadi Indonesia’, produser dan pemilik Visinema Pictures Angga Dwimas Sasongko menirukan pernyataan Andibachtiar Yusuf. “Gua butuh karya yang bisa diingat orang secara universal, tanpa ada batasan budaya dan geografis. Gua yakin Love for Sale lah barangnya,” kata Ucup –panggilan sutradara yang telah menghasilkan tiga karya fiksi panjang, tiga documenter panjang dan beberapa film pendek itu.