Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020
Kali pertama berjumpa Pir Owners -namanya aneh ya, pada 14 tahun silam. T
Saat itu, kami tak sengaja bertumpukan di sebuah hotel di Bussum, Belanda Selatan. Pria Batak yang besar di Jakarta ini menjalani karir sebagai reporter dan cameraperson di TrransTV, lalu mendapat kesempatan kursus singkat di ‘Negeri Van Oranye’.
Ada ungkapan, setiap orang punya ‘kembaran’ di dunia ini. Setidaknya ada tujuh kembaran kita. Baik kembar secara nama, fisik, maupun sifat.
Sudah lama saya penasaran saat membaca e-mail, ada berita terkirim dari Kompas TV Kendari dengan nama peliput bernama ‘Agustinus Eko’. Akhirnya, dalam kesempatan 3 hari 2 malam ke Kendari akhir pekan lalu, bisa juga bertemu dengan sang “kembaran” itu. Tak menyia-nyiakan kesempatan saat bertemu dalam workshop Aliansi Jurnalis Independen (AJI) terkait Pelaksanaan Jaminan Sosial Nasional di Swiss Belhotel, kami pun berpose bersama. Inilah Agustinus Eko, video journalist (VJ) Kendari TV alias Kompas TV Kendari yang jadi kembaran saya.
Resminya, saya akan mengakhiri kebersamaan dengan CVC pada 31 Desember 2010 mendatang. Tapi awal pekan lalu, lima hari menjelang Natal, saya dan keluarga mendapat hadiah perpisahan yang indah. Dalam sebuah acara yang digabung bersama dengan perayaan Natal, kami diundang khusus ke Hotel Sensa, kawasan Cihampelas Walk, Bandung.
Ada adegan menarik di frame terakhir berita tentang petugas kebersihan yang tewas terjepit lift di Gedung Bank Mega, kawasan Tendean, Jakarta Selatan. Berita yang tayang di Headline News Metro TV Minggu (22/8). siang hari dan tengah malam itu menampilkan cuplikan pertikaian antara satuan pengamanan Bank Mega dengan para jurnalis televisi yang hendak masuk mengabadikan peristiwa naas ini. Kira-kira cuplikan percakapannya seperti ini:
Satpam : Ini kawasan saya
Wartawan : Ini wilayah umum
Satpam : Ada izinnya nggak?
Wartawan : Ayo kita ke polsek sekarang, ini umum, ini umum, coy. Jangan marah-marah…
Ini tentu sebuah topik yang menarik, siapa yang benar di antara kedua pihak itu? Satpam Bank Mega, yang mati-matian mencoba melindungi pelataran kantornya agar berita tragis tak tersiar ke mana-mana, atau kontributor tv yang ngotot masuk ke halaman Bank Mega agar kejadian itu dapat diketahui publik dan masyarakat mendapat pelajaran dari kecerobohan sebuah fasilitas pelayanan publik?
Ini sebuah kisah tentang hadiah dalam sebuah peliputan -lazim disebut sebagai doorprize- yang dilakukan sebagai bentuk media relations sebuah konsultan komunikasi terhadap para jurnalis.
Senin lalu (9/8) antara jam 10.00-12.00 WIB, saya menghadiri jumpa pers kampanye “Waspada Penipuan Undian Berhadiah” di kantor Kementerian Sosial Salemba, yang digelar Kemsos bersama 12 perusahaan lain seperti PT Pos, Kraft, Santos Jaya Abadi, Unilever, BNI 46, Nestle, Frisian Flag, Kao, Garuda Food dan Sari Husada. Event organizer sekaligus pengundang acara ini yakni Radityo Djajoeri, yang selama ini dikenal sebagai administrator milis mediacare@yahoogroups.com
Dunia penyiaran di Indonesia lagi seru-serunya menyoal soal infotainmen. Tahu kan, infotainmen merupakanprogram televisi yang mengupas kehidupan selebritis kita. Sebagai gabungan dari kata “informasi” dan “entertainmen”, infotainmen mencoba menghadirkan informasi dari dunia hiburan dengan kemasan yang santai.
Apa saja kegiatan para pesohor menjadi makanan empuk tayangan infotainmen, mulai urusan karir seperti peluncuran album dan film, konser musik, sampai aktivitas pribadi artis-artis itu. Pacaran, pernikahan, punya anak, perceraian, meninggal, sampai aneka gosip –pokoknya melibatkan selebritis- langsung menjadi sorotan kamera tayangan semacam Cek Ricek, Kabar-Kabari, Hot Shot, Kross Cek, Insert, Go Show, I Gosip, Status Selebritis, dan lain-lain. Meski sebagian masyarakat mencibir karena intotainmen dianggap menyuburkan gosip, nyatanya tayangan infotainmen sukses menembus share dan rating tinggi.
Sudah dua periode berkuasa sebagai presiden, SBY tidak juga mengendorkan moda pencitraan serta pendekatan elegan merangkul kalangan media.
Akhir pekan lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengundang 160 wartawan yang biasa meliput di istana kepresidenan untuk berekreasi bersama di Istana Cipanas. Acaranya casual banget, sampai-sampai para jurnalis datang dengan kaos dan celana training olahraga lengkap dengan sepatu kets. Jarang-jarang lho wartawan bisa masuk istana dengan kostum seperti ini.
Sesuai telpon dari Biro Pers dan Media, kami sudah harus berkumpul di Istana Negara Jakarta pukul 5 pagi. Karena 5 bis “Big Bird” yang kami tumpangi dikawal voorrijderpolisi, tak sampai jam 7 kami tiba di pelataran istana seluas 26 hektar di kaki Gunung Gede, Jawa Barat ini.