Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020
Presiden Jokowi mengganti 6 anggota kabinetnya, sebelum tim kerja berusia setahun.
Semuanya begitu cepat. Presiden Jokowi memanggil satu per satu menteri yang akan dirombak seusai acara Hari Anak Nasional dan melayani wawancara media di Istana Bogor termasuk bersama Alfito Deannova dari CNN Indonesia TV di link ini. “Saya mencari menteri petarung, yang tak takut digertak, jadi bisa memutuskan bukan karena desakan atau gertakan,” kata presiden dalam wawancara itu.
Perlu kita pikirkan, apakah kehadiran diri kita dalam tim member signifikansi tersendiri? Atau semuanya akan berjalan biasa seandainya kita tak ada. Atau, jangan-jangan eksistensi kita justru memperburuk situasi?
https://www.youtube.com/watch?v=B7e5WmNt0MA
Sudah satu jam pertandingan berjalan, tak ada satu pun percobaan pemain Liverpool ke arah gawang Jack Butland, kiper Stoke City, dalam laga perdana Liga Premier Minggu (9/8) lalu. Ambisi Kopites agar tim pinggir Kali Mersey itu setidaknya mampu membalaskan kekalahan 1-6 di laga penghujung musim lalu kian jauh di angan. Tak harus menang dengan margin lima gol, tapi cukup tiga poin yang sama, itu harapan para penggemar Liverpool di awal season 2015/2016.
Bagi sebuah stasiun televisi, mendapatkan video eksklusif adalah sebuah kemewahan dan keberhasilan tersendiri. Apalagi kalau tayangan itu tidak dimiliki oleh kompetitor pesaingnya. Tapi, bukan hanya soal pesaing tidak memiliki, kalau pesaing punya dan media kita tak punya, pun jadi masalah. Misalnya, berita gebuk-gebukan pengunjuk rasa dengan polisi. “Kenapa TVOne punya, kita gak punya?” begitu teriakan yang ada di newsroom Metro TV. Pun untuk topik-topik lain yang diperkirakan bakal menyedot pemirsa banyak. Kasus terorisme, detik-detik menegangkan sebuah bencana, wawancara super eksklusif, penangkapan kriminal, dan lain-lain.
Mau pulang kantor, eh… dapat surprise birthday cake dari mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara yang pada magang di Trans7. Terimakasih Jordie Yonatan, Eunike Olivia Ambarita, Thesar Metta, Stefanie Theodora, Felix Nathaniel, dan Veynindia Esaloni Pardede.
Mereka ini menjalankan mata kuliah magang di dari Ilmu Komunikasi UMN di program-program Trans7. Kebanyakan bertugas sebagai Field Director untuk beberapa mata acara.
I feel so touched…. Sukses, lekas lulus dan gabung di dunia penyiaran yeeeeesssss… You are guys emang Ranking Satooooeeeeee…
Bertambah satu tahun usia. Bertambah satu tahun kepercayaan hidup untuk lebih berguna.
Terimakasih untuk setiap kawan yang sudah mengucapkan selamat bertambah usia, lewat apapun platformnya: media sosial ala Facebook, Twitter, What’s App Application, Blackberry Messenger, ataupun ucapan selamat secara langsung. Bersyukur dan bersyukur. Itulah penekanan atas bertambah usia ke-38 pada 5 Agustus ini.
Seorang sahabat baik dari Surabaya berkirim pesan, mengucapkan selamat ulang tahun, dan semoga terwujud semua mimpi. Setelah berterimakasih, saya menjawab, “Mimpi apalagi? Anak sudah dua, sepasang. Pekerjaan juga baru…” Ia berbalas lagi, “Ya kan tiap orang punya harapan dan mimpi dalam hidupnya, Jo…”
Imagined Persebaya: Bukan Sekadar Sejarah Sepak Bola
Persebaya yang dilahirkan 18 Juni 1927 boleh saja (sementara) tiarap, tapi buku ini membuktikan kebesaran perjalanan klub kebanggaan Arek Suroboyo yang fanatisme ‘pemiliknya’ bahkan melebihi hooligan Inggris.
Dimuat di Koran Tempo, Minggu 2 Agustus 2015
Penulis : Oryza Ardyansyah
Penerbit : Buku Litera, Yogyakarta
Cetakan Pertama : 2015, xviii+322 halaman
ISBN : 978-6027-636-85-9
Legalitas Persebaya, klub kebanggaan Surabaya, menjadi salah satu penyebab konflik antara pemerintah –dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga- dengan PSSI, yang berujung pada sanksi FIFA melarang Indonesia dalam pentas sepakbola internasional. Munculnya ‘duplikasi’ Persebaya, antara yang kini berusia 88 tahun serta tim balita, menimbulkan kemarahan bonek, yang kemudian mengganggu Kongres PSSI di Surabaya bulan lalu, demi upaya menghidupkan kembali roh Persebaya Surabaya.
Lumayanlah bisa main di lapangan bulutangkis Taufik Hidayat Arena. Gelanggang milik atlet yang mampu berpikir jauh ke depan.
Menjejakkan kaki di GOR Taufik Hidayat Arena, kawasan Ciracas, Jakarta Timur, terasa sekali aroma kebesaran salah satu legenda bulutangkis Indonesia ini. Tak hanya soal prestasi. Di antara banyak gelar yang dimiliki Taufik: Juara Dunia 2005, Juara Asia 2000, 2004, 2007, peraih emas Asian Games 1998, 2002, 2006, peraih emas Sea Games 1999, dan 2007 serta dua kali masuk tim juara Piala Thomas 2000, 2002, ia memasang branding paling dibanggakan Olympic Gold Medalist 2004.
Di luar soal prestasi, membangun lapangan latihan sesuai cabang olahraga yang ditekuninya merupakan wujud visioner seorang atlet. Sudah ada sih, mantan pesepakbola yang bikin Sekolah Sepak Bola seperti Ricky Yacobi, Widodo C Putro, Gendut Doni atau Indriyanto Setyo Nugroho, tapi perwujudan Taufik Hidayat Arena dengan pengelolaan profesional menjadi contoh tersendiri. Taufik Hidayat Arena (THA) dikelola secara profesional, harga sewa lapangan minimal Rp 70 ribu per jam, ditambah aturan denda Rp 200 ribu bagi pemakai sepatu di luar standar pebulutangkis. Selain bulutangkis, THA juga mengkomersialkan gym dan lapangan basket.
Pilkada serentak yang pertama digelar 9 Desember mendatang menemui situasi berbeda di banyak daerah. Ada yang keras, ada pula yang lucu.
http://www.youtube.com/watch?v=GEi3LvnyWE8
Mata Najwa Shihab menatap tajam kepada pasangan Abdul Hakim dan Wahidah, pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Mereka merupakan suami istri, yang maju dalam pilkada serentak 9 Desember mendatang sebagai calon perorangan.