Mie Gacoan mejadi fenomenal. Berkesempatan mencobanya di Raden Saleh, Karang Tengah, Tangerang.
Sebenarnya Mie Gacoan berdiri sejak 2016, tapi baru belakangan trending karena muncul bak jamur di musim hujan. Lebih dari 130 cabang, dengan 3-ribuan karyawan. Konon omset satu cabangnya bisa mencapai Rp 100 juta per hari.
Harganya diset murah. Sepuluh ribuan.. Tapi, ya kalau harganya 10 ribuan per mangkok, masak sih kita ke sana hanya beli mie 10 ribu. Niscaya, Anda akan tergoda beli lumpia udang, pangsit, siomay, aneka es, dan lain-lain.

Targetnya jadi resto kelas C terbesar di Indonesia. Pelayanannya cepat, juga diberi semacam alert bel, kalau makanan ringannya sudah jadi. Empat P nya sudah ok sesuai prinsip bisnis ‘Food and Beverage’: Product, Price, Place, dan Promotion.
Lagi, dari sini kita belajar terobosan pemasaran sebuah produk. Dari nama, kecepatan layanan, diferensiasi produk (USP, unique selling product) sebagai ‘mie pedas nomor 1 di Indonesia’ sampai lokasi yang nyaman buat parkiran jadi unggulan. Tinggal waktu akan menguji: bisa gaco seberapa lama…





