Baru menuntaskan di Netflix. Film ini menggambarkan gerakan kekristenan yang melanda Amrika Serikat pada 1970-an.
Berbasis kisah nyata, ‘Jesus Revolution’ mengambil setting awal di negara bagian California. Kemudian, kegerakan ini melanda kawasan lain di AS. Film ini diputar di jaringan CGV Indonesia pada tahun lalu. Kisah menarik bagaimana kekristenan bisa menjangkau kalangan anak muda, terutama kaum ’hippies’ yang hidup seenaknya.
Ceritanya berawal pada tahun 1968, pendeta California Selatan yang tegas namun dihormati, Chuck Smith, menyadari bahwa gerejanya, Calvary Chapel, perlahan-lahan ‘sekarat’ karena tidak dapat terhubung dengan generasi remaja dan dewasa muda hippie yang lebih muda dan bebas hidup. Dalam kondisi itu, putrinya, Janette, memberikan tumpangan kepada seorang pejalan kaki hippie berwarna-warni bernama Lonnie Frisbee, yang mengatakan bahwa dia sedang berkeliling dan memberi tahu orang-orang tentang pelayanan Yesus.
Smith, awalnya curiga terhadap Frisbee yang berpenampilan ala Yesus, akhirnya bersikap ramah padanya dan menyambutnya di gereja dan rumahnya. Yang membuat Chuck dan istrinya kecewa, semakin banyak kaum hippie yang segera berdatangan ke rumah Smith. Namun, setelah Lonnie memperkenalkan Chuck ke band baru bernama Love Song, dan grup ini membawakan sebuah lagu di ruang tamunya, Chuck mengembangkan sikap baru terhadap kaum muda. Dia dan Lonnie akhirnya bergabung dan memulai gerakan yang sukses untuk menginjili kaum hippies dan pemuda lainnya.
Sementara itu, siswa sekolah menengah Greg Laurie melarikan diri dari kelas Korps Pelatihan Perwira Cadangan Junior. Greg bergabung dengan seorang gadis bernama Cathe dan teman-temannya, yang ‘menghidupkannya’ pada narkoba di konser Janis Joplin. Di konser tersebut, Timothy Leary terlihat mengkhotbahkan nilai LSD untuk penemuan jati diri. Namun, Greg melihat bahwa berbagai kaum hippie sangat tidak bertanggung jawab. Adik Cathe jatuh sakit karena overdosis obat. Saat menonton film, Cathe marah pada Greg karena tidak peduli dengan bahaya narkoba dan mengakhiri persahabatan mereka.
Di kampus setempat, Greg menemukan Cathe sedang mendengarkan khotbah Lonnie. Greg mendekatinya dan mereka berdamai, dengan Cathe mengatakan kepadanya bahwa dia menemukan sebuah gereja dan dia harus hadir bersamanya. Greg dan Cathe menemukan hiburan di gereja Smith dan Frisbee, meskipun orang tua Cathe yang mapan dan konservatif tidak antusias dengan Greg. Dianggap tak bisa menafkahi putrinya kelak.
Popularitas pelayanan ini meledak, dipandang sebagai ‘Revolusi Yesus’ dan generasi muda yang hadir sebagai “Yesus aneh”. Pertobatan Kristen dan baptisan kelompok di Samudera Pasifik terjadi seiring dengan bertambahnya jumlah anggota Calvary Chapel sehingga kebaktian harus diadakan di luar ruangan di bawah tenda besar.
Majalah Time membuat cerita sampul tentang gerakan ini pada tahun 1971, dan Lonnie dan Chuck ditampilkan di acara televisi mingguan Kathryn Kuhlman. Lonnie dan istrinya, Connie, mulai mengalami kesulitan dalam pernikahan mereka, dan Lonnie yakin Chuck sedang berusaha mengurangi kontribusinya terhadap pelayanan bersama mereka.
Lonnie akhirnya berangkat ke Florida bersama Connie setelah perselisihan yang semakin meningkat dengan Chuck. Sebelum keberangkatan Lonnie, Greg menawarkan untuk mengambil alih cabang pelayanan kapel Kalvari di Riverside. Dia akhirnya menikahi Cathe dan menjadi pendeta di gerejanya sendiri, yang menjadi Harvest Fellowship.
Di akhir film, kredit mengungkapkan bahwa Smith dan Frisbee berdamai dan keduanya dikenang sebagai pendiri dan pemimpin gerakan Yesus yang tersebar luas yang dimulai di Calvary Chapel.
Pesan moralnya, mengenalkan Yesus ke kaum muda mesti dengan cara sederhana. Melalui metode yang bisa dijangkau anak-anak muda, tidak memaksa, dan sesuai dengan kebutuhan.
‘Jesus Revolution’, meski berlatar 1970-an dengan tantangan zaman berbeda dengan era digital sekarang, tetap recommended ditonton.