Ada Resort Nadine di Raja Ampat

Mendarat di gugusan kepulauan Raja Ampat, kami mendapat kesempatan menginap di tempat yang sangat istimewa.

Terbang dari Sorong pagi itu, sejam kemudian Grand Caravan Susia Air kami sukses mendarat di Bandara Marinda, Waisai, di Pulau Waigeo. Sebuah bandara yang mungil, nyaman, simple.

Jadi gugusan kepulauan Raja Ampat ini terdiri dari beberapa pulau. Beberapa? Totalnya 610 pulau, bung! Sesuai namanya, pulau besarnya ada empat ’raja’, yakni Pulau Waigeo, Misool, Salawati, dan Batanta.

Menurut cerita mitos masyarakat asli Raja Ampat, pada suatu hari seorang wanita menemukan tujuh telur, empat diantaranya berubah menjadi pangeran dan tiga sisanya menjadi seorang wanita, hantu, dan sebuah batu. Keempat pangeran tadi berpisah lalu masing-masing berkuasa di Waigeo (Wawiyai), Salawati (Samate), Misool Barat (Waigama), dan Misool Timur (Lilinta).

Waigeo adalah pulau terbesar. Ada di antara Halmahera (Maluku Utara) dan Papua. Waisai, sebagai ibu kota pemerintahan Kabupaten Raja Ampat, ada di Waigeo Selatan, punya bandara bernama Marinda. Sementara di Waigeo Utara, ada Bandara Kabare. Antara Waigeo Utara dan Waigeo Selatan tak bisa dihubungkan dengan perjalanan darat. Penuh dengan hutan dan sungai atau teluk besar. Bisanya dengan perjalanan laut. Itupun harus memutar 4-8 jam, tergantung ombak dan rute yang ditempuh.

Sekitar 30 menit perjalanan dari Bandara Marinda, kami tiba di penginapan. Raja Ampat Dive Resort.

”Selamat datang, ini penginapan milik Nadine Chandrawinata. Sudah lama banget dibangunnya, bahkan sebelum resort lain ramai dibangun,” kata Kepala Bandara Marinda Ardi Istamar Rasyid.

Nadine merupakan pembawa acara, artis, dan model yang juga dikenal sebagai penyelam andal.  

Ternyata, sampai di gerbangnya, kami mesti jalan menapak tangga. Bak masuk ke area hutan. Lumayan juga jalannya, meski lebih terasa saat naik atau keluar dari area penginapan.

Nama-nama kamarnya diberi nama bak ikan. Ada kamar Dolpine, Kalabia, Nemo, Paus, dan Pygmi. Saya dapat kamar di Manta 1. Sebuah rumah panggung dengan tangga kayu menuju lokasi tidur. Raja Ampat Dive Resort yang langsung berada di sisi pantai ini dibangun bernuansa kayu.

“Saya menikmati tinggal di sini sekitar seminggu. Nice. Saya cinta Indonesia, saya cinta Papua,” kata Clement Bluteau, seorang bule Prancis yang sehari-hari jadi guru Fisika di Singapura. Kami bertemu di ruang makan Raja Ampat Dive Resort, dan tak sengaja kalau berkelana ke Pulau Friwen. Baru pertama ke Raja Ampat, ia merasakan momen menyendiri dengan menyenangkan.

Menghidangkan makanan Indonesia bernuansa laut, ditambah cemilan, pisang goreng, Raja Ampat Dive Resort layak jadi referensi anda menginap di kepulauan berjuluk ‘The Last Paradise’ ini.

Akses internet? Jangan khawatir. Selain masih terjangkau dengan paket Telkomsel, ada wifi Starlinknya Elon Musk di sini!

Tertarik? Main saja ke situsnya https://rajaampatdiveresort.co.id/

Leave a Reply

Your email address will not be published.