Seperti kelas Sistem Politik Indonesia A, maka kelas paralel mata kuliah serupa juga berakhir, 18 Desember 2024 kemarin. Menghandle mahasiswa semester 1 berlatar generasi z punya tantangan sendiri.
Secara resmi, ada 45 mahasiswa yang terdaftar. termasuk dua mahasiswa internasional asal Timor Leste: Regina Maria Goreti Barreto Moniz dan Alda Fransisca da Costa Joaquim Maubere.
Nama-nama ‘lokal’ lain juga menunjukkan kelasnya sebagai mahasiswa yang aktif, smart dan tetap peduli politik di saat mereka baru menjadi ‘first time voters’. ada Daud Alexander, Margaretha Angelica Putri Lubis, Brigita Christabel Elsaputri Silaen, Mochamad Daffa Deddy Syahputra, Jessica Abigail Naria Lejap, Rafaela Kartika Pangastuti, Sherenity Maretta, Benedictus Alfa Genta Nurcahya, Imanuella Brenda Sevinly Journetta Nguru, Timur Nintang Fernandez, Jimy Emerkus Ellin dan lain-lain.
Sebagai mahasiswa semester satu Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya, mereka sangat percaya diri. Kemampuan presentasi, baik lisan maupun ber-canva sangat keren.
Selama 14 kali pertemuan, offline dan beberapa kali online, anak muda yang baru saja meyandang gelar ’maha-siswa’ dan mengecap pendidikan kampus ini menjadi enjoy mengamati dunia politik Indonesia. Apalagi momennya bertepatan dengan Pilkada Serentak 2024. Setiap pertemuan, tugasnya berbeda: menganalisis profil kandidat Pilkada Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Sumatra Utara. Sekali diseling terkait analisis iklan politik calon presiden Amerika Serikat dan lepas Ujian Tengah Semester membahas mengapa Donald Trump menang dalam Pilpres AS November lalu.
Menonton dan membedah film ‘House of Cards’ juga jadi tugas tambahan. Dari sini ketahuan mana yang benar-benar nonton dan tekun menyimak perkembangan dunia politik lewat trik dan siasat di istana kepresidenan Amerika Serikat.
Setelah UTS, kami berdiskusi tentang topik aktual saat itu. Dari persoalan Gus Miftah, Adita Irawati, The Economist, potret Gibran menjadi pelaksana tugas presiden, sampai rendahnya partisipasi Pilkada 2024.
Tugas memvideokan Pilkada, menjadi reporter sekaligus piece to camera saat hajatan demokrasi besar ini menjadi asyik dilakukan dan dievaluasi. Karena itu, pada Ujian Akhir Semester mendatang, tugasnya pun kembali bikin video, dan melakukan wawancara, bagaimana harapan warga mengenai pemimpin lokal yang baru terpilih pada Pilkada 2024, untuk mengemban amanat setidaknya di tahun pertama 2025.
Saya percaya, anak-anak muda ini bikinlah tipikal ’Generasi Strawberry’ yang diidentikkan dengan buah lembek nan gampang terpencet. Mereka adalah fighter, asal kelak bisa mengalahkan rasa malas di era perkembangan teknologi dengan Akal Imitasi (AI) yang bisa membantu menyelesaikan tugas sekaligus menumpulkan intelejensia.
Selamat berjuang di semester selanjutnya, teman-teman!