Kalahkan Rasa Takut Itu

Ini tema ibadah di GMS Puri, Minggu, 26 Januari 2027. Saya ikut jam ibadah kedua.

Yang melayani Pendeta Benny Wijaya, host pastor GMS Tangerang. Topiknya ‘Merawat Benih yang Bertumbuh dalam Mengatasi Ketakutan’ berdasarkan Lukas 8:7-14.

”Rasa takut tak ditoleransi Tuhan karena rasa takut melanggar Firman Tuhan,” kata pendeta yang pernah melayani di GMS Pontianak dan Samarinda itu.

Ia menjelaskan, rasa takut sebenarnya alami, seperti dialami orang-orang zaman dahulu. Kali ini contohnya dari Yesaya 38:1-3, saat Raja Hizkia sakit dan minta disembuhkan Tuhan, hingga umurnya bertambah 15 tahun. Pada masa ’perpanjangan waktu’ itulah ia mempunyai anak laki-laki bernama Manasye, yang kemudian menjadi penerus kerajaan Israel.

Benny juga membagikan hikmat dari Matius 2:19-23, bagaimana menyikapi rasa takut yang berbuah positif, bagaimana Yusuf kembali dari Mesir menuju Galilea, agar Yesus kecil bisa tetap selamat.

Dipaparkannya, ada tiga cara merawat benih yang tumbuh

Pertama, rasa takut bukan berarti tanda ’kurangnya’ iman. Bagaimana kita sebaiknya menyikapi rasa takut sebagai undangan untuk melibatkan Tuhan dalam kehidupan kita.

Kedua, Tuhan bekerja melalui ketakutan dan pilihan manusia.

”Ibarat angka rasa takut adalah nol, netral. Kita bisa membuatnya menjadi ’minus’ di hadapan Allah. Atau menjadi ’plus’ untuk menggenapi kehendak Tuhan,” jelasnya.

Ketiga, rencana Tuhan selalu lebih besar. Kejadian 50:20 menunjukkan pekerjaan Allah yang besar dalam visi hidup Yusuf.

”Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yaitu memelihara hidup suatu bangsa yang besar.”

”Berhenti mundur karena rasa takut. Jadilah tenang dan buat ’pilihan maju’, dimulai dengan mendekat pada Tuhan,” kata Benny dengan menekankan Roma 8:28 bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.

Ia pun mengungkapkan, hanya karena bintang itu tak ada, bukan berarti tak ada. ”Mungkin hanya tertutup awan, jadi jangan menyerah dalam hidup ini,” tukasnya.

Di akhir kotbah, ada tiga lagi pesan Benny.

Pertama, merawat benih yang tumbuh berarti kita belajar menghadapi tantangan iman dengan sabar.

Kedua, rasa takut adalah bagian dari perjalanan, Tuhan tak akan pernah meninggalkan kita.

Ketiga, rasa takut adalah peluang Tuhan untuk hadirnya rencana lebih besar.

”Saat ku tak mampu berharap
Kekhawatiran menghimpit jiwaku
Kekuatanku datang dari-Mu
Memampukanku kembali berharap

Ajarku mengenal hati-Mu
Dan percaya jalan-Mulah yang terbaik
Di kelemahan, kuasa-Mu sempurna
Kau Allah yang tak akan tinggalkan

Kupercaya, Engkau bekerja
Buat kebaikanku
Walau belum ku melihat
Namun kuasa-Mu sempurna

Kupercaya, pasti Tuhan
Bukakan jalanku
Di waktu-Mu yang terbaik
S’turut kehendak-Mu…”

Leave a Reply

Your email address will not be published.