Gua Maria Bukit Kanada, Wisata Rohani di Rangkasbitung

Hari libur ke Kanada pakai KRL. Bukit Kanada singkatan dari Bunda Kita Kampung Narimbang Dalam.

Menuju Gua Maria Bukit Kanada tak susah. Akses Kereta Rel Listrik sangat membantu. Berangkat dari Stasiun Jurangmangu, perlu waktu 1,5 jam untuk sampai di Rangkasbitung, ibu kota Kabupaten Lebak, Banten.

Urut-urutannya, lewat stasiun Sudimara, Rawabuntu, Serpong, Cicayur, Cisauk, Parungpanjang, Cilejit, Daru, Tenjo, Tigaraksa, Cikoya, Maja, Citeras, dan Rangkasbitung. Bayangkan, melewati Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang lagi, dan berakhir di Kabupaten Lebak.

Sampailah di Stasiun Rangkasbitung. Stasiun utama di Provinsi Banten di ketinggian 22 meter di atas permukaan laut ini sedang direnovasi. Nanti, pasti gagahnya tak akan kalah dengan Stasiun Tanah Abang, yang juga tengah dipoles akhir-akhir ini. Atau stasiun-stasiun keren yang sudah jadi, macam Jurangmangu, Palmerah hingga Tebet.

Dari Stasiun Rangkas, naik ojek ke Gua Maria Bukit Kanada cukup Rp 20 ribu. Bisa juga menumpang angkot warna merah jurusan Terminal Sunan Kalijaga ke arah Curug. Bayar Rp 5 ribu atau kasih lebih dua kali lipatnya pun masih terasa murah.

”Ya sampai sini. Masuk dalam saja,” kata Kang Owi, tukang ojek yang mengantarkan saya dari Stasiun Rangkas. Berhenti di gerbang Akademi Keperawatan Yatna Yuana Lebak, di Jalan Jenderal Sudirman 31, Jatimulya, Rangkasbitung.

Dari antara gerbang akademi itu, nampak penunjuk arah masuk gua. Tak jauh juga. Terlihat pintu ke arah tempat doa, para penjual lilin yang dikemas dalam kotak bertuliskan GMBK seharga Rp 15 ribu isi delapan lilin, dan warung-warung makan.

Ternyata tak hanya Gua Maria untuk berdoa. Di sini ada juga lokasi serupa makam Yesus dikuburkan. Tiga patung malaikat (archangel) ada di tempat doa: Malaikat Mikhael, Gabriel, dan Raphael.

Kapel Santa Maria Lourdes adalah tempat ibadah utama di kompleks Gua Maria Bukit Kanada. Kapel ini didedikasikan untuk Santa Maria Lourdes yang juga mengingat pada penampakan Bunda Maria di Lourdes, Perancis.

Kapel ini digunakan untuk misa harian, ibadat rosario, dan berbagai upacara keagamaan lainnya. Sekaligus, sebagai ruang bagi umat untuk berkumpul dalam doa dan persekutuan.

Grotto Kebangkitan adalah salah satu bangunan baru di kompleks Gua Maria Bukit Kanada yang didedikasikan untuk memperingati kebangkitan Yesus Kristus. Grotto ini dirancang sebagai tempat berdoa dan merefleksikan diri. Dengan begitu, para peziarah akan lebih memahami makna kebangkitan Kristus dan pentingnya hal itu dalam kehidupan mereka.

Struktur Grotto Kebangkitan dirancang dengan artistik, menampilkan adegan kebangkitan Yesus yang diukir dengan indah. Kamu dapat berdoa dan bermeditasi di tempat ini serta merasakan kehadiran ilahi dan mendapatkan inspirasi dari kebangkitan Kristus.

Grotto ini juga menjadi simbol kemenangan hidup atas kematian serta memberikan harapan baru bagi umat yang sedang berjuang dalam kehidupannya.

Juga ada Aula Santo Yosef yakni fasilitas serbaguna yang berada di kompleks Gua Maria Bukit Kanada. Aula ini digunakan untuk berbagai kegiatan, termasuk pertemuan, seminar, rekoleksi, dan acara-acara keagamaan lainnya.

Aula ini didedikasikan untuk Santo Yosef, pelindung keluarga dan pekerja yang dikenal sebagai figur teladan yang sederhana dan tekun. Dengan kapasitas yang cukup memadai, Aula Santo Yosef sering menjadi pusat kegiatan sosial dan spiritual bagi umat Katolik di Rangkasbitung.

Mampir ke Pusat Rangkas

Sudah ke sini, perlu juga mampir ke Rangkasbitung. Sebuah kota yang lekat dengan novel ‘Max Havelaar’ karya Multatuli, nama samaran dari penulis yang juga seorang pejabat residen Belanda, Eduard Douwes Dekker. Multatuli berarti ’Aku sudah menderita cukup banyak’.

Karena itu, di dekat Alun-Alun Rangkasbitung terdapat Jalan Multatuli, dan juga Museum Multatuli, dengan patung Douwes Dekker sedang membaca buku berukuran besar.

Museum ini menempati bekas Wedana Rangkasbitung yang telah digunakan sejak tahun 1923. Kepemilikan Museum Multatuli dipegang oleh Pemerintah Kabupaten Lebak dan pengelolaannya diserahkan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak. 

”Kepada Anda saya bertanya dengan penuh keyakinan: Apakah Kerajaan Anda ingin membuat lebih dari tiga puluh juta rakyat di Hindia Timur ditindas dan dihisap atas nama Anda?” tulis Multatuli ketika menyampaikan kritiknya kepada pejabat kolonial.

Leave a Reply

Your email address will not be published.