Makan Ular Pasar Lama

Kabarnya, makan darah, empedu dan daging ular punya khasiat tertentu.

Rumah saya masuk wilayah administratif Kota Tangerang, tapi lebih dekat ke Jakarta, baik Jaksel maupun Jakbar, daripada pusat pemerintahan Tangerang.

Maka, begitu ada kesempatan ke Tangerang, mengurus roya kepemilikan rumah, tak sia-siakan kesempatan main ke pusat makanan Pasar Lama, Jalan Kisamaun, Tangerang. Di sini, ada incaran tersendiri: kuliner ekstrem.

Saya datang terlalu cepat, jam 14 lewat sedikit. Sementara penjual aneka makanan di Pasar Lama baru buka jam 16 atau 16.30 WIB. Sempat menunggu dengan nyemil Mie Kaki Sapi, lanjut ke outlet Es Teh premium, baru kemudian menuju ’Tenda Dua Cobra’.

Ada dua kedai penjual makanan ekstrem di sini. Yang paling terkenal ya Dua Cobra. Menunya ular, biawak, pi oh alias bulus alias labi-labi, dan juga kelelawar.

“Kami biasa buka sampai jam 23 atau 24. Stok aman, karena begitu habis, akan dikirim karung-karung ular dari Karawaci. Kami dapat kiriman dari Tegal,” kata Asep, salah seorang pramusaji di ’Tenda Dua Cobra’.

Satu paket ular dihargai Rp 70 ribu. Apa yang didapat? Segelas darah dicampur empedu, tambah sate ular. Bisa juga pesanan tambahan, yakni sop dan abonnya.

Ularnya fresh. Masih hidup, ada di kandang. Asep dan rekannya, Sandi, tanpa takut mengambil satu kobra. Mungkin 1 meter panjangnya. Kepala ditekan, ditaruh di alat penjepret. Tesss.. mati, kepalanya terlepas.

Ekor dan badan kemudian ditarik, diambil sumsumnya, juga darah si ular. Dihidangkan dalam gelas untuk dinikmati pemesan.

”Empedunya mau dipecah atau tidak?” tanya Asep. Ia menyarankan dipecahkan saja, karena kalau tidak, bisa-bisa di perut tetap tidak pecah.

”Kalau saya nanggung pesan satu. Saya langsung dua,” kata Johan, pria asal Bumi Serpong Damai yang gelasnya terisi lebih penuh dari gelas saya. Agar terasa lebih nyaman, di antara darah, sumsum, dan empedu itu dicampur dengan ginseng.

“Bisa mengobati rematik, asam urat, diabetes, dan pegal-pegal. Baik ular maupun biawak,” begitu kata Asep. Entahlah mitos atau beneran.

Setelah minum setengah gelas ‘air hitam’ berisi darah, sumsum, dan empedu itu, agak lama menunggu ‘main course’ datang. Ya, maklum sih, karena kan ularnya segar. Baru dibunuh lanjut dikuliti.

Hampir setengah jam akhirnya sate 10 tusuk itu datang. Tak puas, saya pesan kemudian sop hangat. Dicampur, daging ular dan biawak. Pun pulangnya bawa dua boks kecil abon ular dan biawak.

Leave a Reply

Your email address will not be published.