Satu lagi kuliner khas Kalbar: nikmati choipan di Restoran Bambu.
Anda pernah makan choi pan atau choipan? Sebagai daerah kaya budaya, khususnya perpaduan Cidame (China, Dayak, Melayu), Pontianak punya beragam kuliner. Khas nusantara dan makanan laut pun ada.

Tapi, pilihan kuliner khas Tionghoa tentu tersedia. Choipan merupakan berisi sayuran, biasanya bengkuang, wortel, jamur, atau rebung, dan kulitnya terbuat dari tepung beras yang lembut bersama tapioka.
Khas di Singkawang, daerah berjarak 4 jam dari Pontianak yang terkenal saat Hari Raya Cap Gomeh -15 hari setelah Imlek dan Ceng Beng, sembahyang kubur masyarakat Tionghoa, dua bulan setelah Tahun Baru Imlek.

Choipan berasal dari Suku Teochew (Tiociu) yang banyak mendiami Kalimantan Barat.
Cara pengolahan choipan dikukus sebelum disajikan, disajikan dengan taburan minyak bawang putih dan saus cuka pedas. Pengemudi Lutfi nan ramah mengantar kami ke D’Bamboo, resto di kawasan Veteran, di tengah hujan lebat Pontianak dari arah Tugu Khatulistiwa.
Kami menyatap Choipan bersama mie pangsit. Ada juga siomay ayam jamur, siomay ayam udang, berteman Capuccino Snow Ice.

“Wareg, guys,” kata Endang Purnama, teman jalan ke Pontianak.
”Definisi kerja keras, makan harus enak,” tambah Anggi, rekan satu lagi.

Sementara itu, Lutfi bergurau. ”Choipan yang asli ada di Singkawang. Tidak ada yang jual di Jakarta. Ya, saya nanti jualan di sana deh,” katanya sembari mengemudikan Hiace dengan riang gembira.
Sampai jumpa lagi Pontianak, terima kasih hujan (berkah) deras dan kenangan choipannya…



