Satu lagi oleh-oleh khas Aceh selain aneka penganan dan wastra. Cerutu Bakong Aceh khas Takengon.
Kala menikmati jamuan kopi bersama Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah di Moorden Coffee, disuguhkan juga menu tambahan. Selain makanan ala ketan atau pulut yang dibungkus bak otak-otak Jakarta, juga dihaturkan cerutu khas Aceh. Besar diameternya, sejari jempol. Nyaris tak beda dengan cerutu-cerutu impor.
Esoknya, ternyata cerutu Aceh itu ‘nagih’. Tepatnya, menjadi ide buat jadi cinderamata pulang ke Jakarta. Beberapa kawan ingin mencarinya. Maka, kami pun berjuang menemukan toko penjual cerutu.

Beruntung, tak jauh dari arah bandara, bisa mendapatkan toko yang menjual ’Cerutu Bakong Aceh’, konon berasal dari Takengon, Aceh Tengah dan juga dari Idi Rayeuk, Aceh Timur. Nama tokonya ’Keudee Kuphi’ KUD Lubok Batee, berada di Jalan Raya Aceh-Medan km 8, Gampong (artinya kampung) Lubok Batee, Ingin Jaya, Aceh Besar.
Di toko itu terpasang besar wajah Teuku Mohamad Amin Ibrahim atau Abu Kemala, ulama Aceh yang wafat Maret 2024 lalu. Pemimpin Dayah Darul Kamaliyah ini semasa hidupnya termasuk dalam anggota Majelis Syuyukh (dewan penasihat) Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh.

Kehadiran produk cerutu Aceh mengundang Apresiasi. Bahkan, Menteri Koperasi dan UMKM 2019-2024 Teten Masduki menyebut Cerutu Gayo dengan brand atau merek dagang Gayo Mountain Cigar (GMC) bisa menjadi produk unggulan khas Aceh Tengah.
Produk Cerutu Gayo diketahui sudah diluncurkan ke pasaran di Galeri Kopi Indonesia, Aceh Tengah dan bahkan sudah beredar ke luar negeri. Kehadiran produk handmade (bukan pabrikan) ini disebut bakal menjadi cikal bakal lahirnya industri tembakau lainnya di daerah Takengon.

Secara tradisional, tembakau Gayo cukup dikenal karena aroma dan cita rasanya. Bahkan, tembakau Gayo pernah mengalami masa keemasan pada era 1980-an.
”Ini bisa dijadikan sebagai produk unggulan dari daerah Aceh Tengah. Dan kita harus terus angkat produk-produk unggulan dari daerah seperti ini,” ungkap Teten saat itu.


Dengan market demand yang sudah jelas, Teten menyebutkan cerutu khas Gayo ini tinggal dipoles dengan perkuatan branding dan perluasan pasar.
“Artinya, produk unggulan dari Aceh Tengah tidak hanya kopi dan produk holtikultura, melainkan juga cerutu,” jelas Teten. Majulah Aceh dengan segala budaya dan kearifan lokalnya.

