Doa yang Berani

Ibadah Minggu jam 13 di GMS Puri, hari terakhir Agustus 2025. Pastor Fuji Harsono membawakan tema doa.

Ibadah sebelumnya mengangkat topik ‘Lima Doa yang Berbahaya’ dan ‘Rahasia Doa Yabes’, kali ini pesannya berjudul ’Permintaan yang Berani’.

”Doa yang berani adalah doa yang sulit dijelaskan,” ungkap Pastor Fuji. Ia mendasari firman Tuhan dari Efesus 3:20.  

”Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.”

Lebih banyak, artinya sesuatu yang melampaui perhitungan logis. Mengerjakan yang melebihi yang manusia kerjakan

Jauh lebih tinggi, dan lebih banyak.

”Kita punya Tuhan yang tidak terbatas. Jangan hanya berdoa yang  aman, yang bisa dikerjakan manusia secara biasa. Sebalknya, beranikah Anda mengajukan doa supranatural, yang menghasilkan mujizat untuk perkara-perkara yang mustahil?” tegasnya.

Fuji menekankan, Tuhan kita lebih besar dari Anda.Tuhan kita tak pernah terancam, tak pernah panik.

”Seringkali, kita membatasi Tuhan dengan pikiran kita yang terlalu kecil. Kita tak berani bermimpi, padahal banyak hal yang kita nikmati saat ini lahir karena mimpi,” paparnya.

Diuraikan, kita menikmati penerangan karena mimpi Thomas Alva Edison menciptakan lampu. Hampir semua orang punya ponsel karena mimpi Alexander Graham Bell menemukan telpon. Dan kita bisa bepergian ke banyak tempat dengan mudah, karena mimpi Wright bersaudara -Wilbur dan Orville- membuat pesawat terbang.

”Demikian pula di Amerika Serikat. Ada kesetaraan antar manusia karena mimpi seorang Marthin Luther King Junior,” ucapnya.

Di kisah tokoh-tokoh Alkitab, Yusuf dan Daniel terkenal dengan mimpi-mimpinya yang besar. ”Karena itu, sayang kalau kemudian kita membatasi diri dengan mimpi-mimpi yang terlalu kecil,” ungkapnya.

Anak Tuhan harus belajar bermimpi besar. Milikilah mimpi yang spesifik, dengan permintaan yang berani. Seberani kisah Yosua 10:8-14 yang meminta agar matahari berhenti di atas Gibeon dan bulan di atas lembah Ayalon.

Mengapa Yosua bisa seberani itu? Ada tiga poin penting dari kisah ini.

Pertama,

Motivasi di balik doa tersebut. Selaras dengan visi dan kehendak Tuhan: menduduki Tanah Kanaan misi penaklukan Tanah Perjanjian.

”Pastikan motivasi kita benar, yakni untuk menyelesaikan kehendak Tuhan. Tidak meminta yang salah, tidak untuk pamer,” kata Fuji.

Keberanian berdoa dan percaya akan membuat Tuhan mengabulkan jika permohonan itu seturut dengan kehendak Allah. Seturut kehendak Allah artinya permintaan ’yang baik’, ‘yang berkenan’, dan ‘yang sempurna’.

“Beranilah minta perkara-perkara besar. Jangan nanggung,” tehasnya.

Kedua,

Komitmen Yosua di balik doa tersebut. Yosua meminta di tengah hangat-hangatnya pertempuran.

”Tak ada orang berhasil hanya karena doa. Bagianmu adalah bekerja keras. Bagian Tuhan adalah memberkati usahamu,” terangnya.

Rumus keberhasilan adalah berdoa dan bekerja. Yosua berkomitmen untuk bekerja keras, tidak minta dipermudah dan semua menjadi gampang.

Ketiga,

Hubungan Yosua dengan Tuhan di balik doa tersebut.

”Doa bukan rumus. Tuhan bukan mesin yang Anda masukkan coin lalu muncul jawaban. Atau seperti lampu ajaib yang digosok-gosok kemudian keluar jin untuk mengabulkan tiga permintaanmu,” terangnya.

Kunci doa adalah hubungan. Doa lahir dari hubungan. Karena seseorang kenal siapa Tuhan, maka lewat relationship itulah ia berani meminta.

”Karena itu, doa kita diawali dengan kedekatan melalui kalimat ’Bapa Kami yang ada di sorga,” pungkasnya.

Kami pun juga berdoa untuk Indonesia, yang hari-hari ini perlu perkenanan Tuhan secara khusus, agar kerusuhan-kerusuhan tak terus terjadi.

Leave a Reply

Your email address will not be published.