Mengawali Hari dengan Mazmur 27

Ibadah pertama GMS Puri 7 September 2025. Live streaming dengan pelayanan Pdp Redo Daeng Badjie.

Bulan ini tema ‘Penyembahan’ mewarnai GMS. Selaras dengan event ’Worship Conference’. Termasuk tiga dari lima ibadah hari ini menghadirkan Doen Moen dan Pastor Philip Mantofa. Dua ibadah lain dilayani Redo Daeng Badjie, salah seorang worship leader utama GMS.

Pertama, mulailah hari Anda dengan keberanian dan keteguhan, bukan ketakutan. Redo mengajak kita untuk memulai setiap hari dengan membaca Mazmur 27 yang berjudul ‘Aman dalam perlindungan Allah’.

”Sebelum kaki menginjak lantai di sebuah hari baru, pastikan Tuhan beserta kita. Awali hari dengan berkata Tuhan adalah terangku dan keselamatanku,” ungkapnya.

Redo menjelaskan, Mazmur itu ditulis saat Daud mengalami ’real trap’, masalah yang saat nyata. Tapi, dengan menyanyi, Daud mengalami ada kekuatan dalam penyembahan.

” Ada banyak masalah di dunia ini yang orang lain tak tahu dan tak perlu tahu. Ada masalah di dunia ini yang hanya bisa diselesaikan dengan berlutut dan berdoa,” urainya.

Ia menyarankan agar kita memulai hari kita dengan apa yang tak bisaTuhan berikan pada kita: penyembahan.

”Semua yang kita miliki berasal dari Tuhan. Baik itu keluarga, pekerjaan, pelayanan dan lain-lain. Hanya satu yang tak bisa Tuhan berikan: penyembahan. Mari kita lakukan itu,” ucapnya.

Redo menjabarkan, kata ’worship’ kali pertama keluar di Alkitab pada Kejadian 22, saat kepercayaan Abraham diuji dan harus mempersembahkan Ishak, anak yang kelahirannya ditunggu-tunggu itu. Ayat 5 menyatakan, Abraham dan Ishak pergi sembahyang.

”Jadi, worship atau penyembahan itu tak ada hubungannya dengan musik. Tapi musik adalah salah satu alat terbaik, one one of the best vehicle, untuk menyembah Tuhan,” jelasnya.

Kedua, mulailah hari dengan mencari hadirat Tuhan melalui pujian dan penyembahan. Ia pun menuturkan kisah hidup Fanny J Crosby, seorang yang buta sejak kecil tapi menghasilkan 8 ribu lagu pujian nan mendunia. Lagu-lagu itu banyak yang akrab di telinga kita, antara lain ’Kuberbahagia, Yakin Teguh’, ’Mampirlah Dengar Doaku’, ’Di Jalanku Ku Diiringi’, ’Kuperlukan Juru Slamat’, S’lamat di Tangan Yesus, Pada Kaki Salibmu, dan lain-lain.

”Dalam kelemahannya Fanny Crosby memilih untuk melekat dalam Tuhan,” tegasnya.

Redo menekankan, worship atau penyembahan kepada Tuhan adalah keputusan kita. Tak tergatung pada orang atau hal lain.

Wahyu 4:10-11 menyebut, kedua puluh empat tua-tua melemparkan mahkotanya di hadapan takhta Allah.

”Apapun jabatan, prestasi, dan apapun milik Anda di dunia, semua sama di hadapan Allah. Bukan Tuhan itu narsis, tapi Ia tak mau kita menyembah allah lain,” terangnya.

Berada dalam hadirat Tuhan bak ada dalam benteng. “Sebuah benteng baru akan berfungsi jika Anda ada di dalamnya. Jadi Anda harus berada dalam hadirat Tuhan,” tukasnya.

Ketiga, mulailah hari dengan mengikat dan menambatkan hati pada kasih Allah yang tak pernah gagal.

Penyembahan menunjukkan kasih yang tak tergoyahkan. Seperti bunyi Mazmur 27:10, ”Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku.”

Perlu bukti apa lagi Tuhan mengasihi kita, ketika Ia mati di kayu salib, dan tirai di Bait Suci pun robek terbelah dua. Penghalang antara Allah dan manusia telah dihilangkan, membuka jalan bagi umat manusia untuk menghadap Allah secara langsung melalui pengorbanan Yesus. 

”Manusia lihat status, lihat pencapaian. Tapi Tuhan melihat kita apa adanya. Nyanyilah bagi Allah yang tak pernah melihat siapa kita,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.