Setelah pesawat ter-‘delay’ cukup lama, akhirnya mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Ini pengalaman kedua menginjak ibu kota ‘Bumi Lancang Kuning’.
“Selamat datang di Pekanbaru,” kata anggota Badan Pengawas Pemilu Provinsi Riau Indra Khalid Nasution.
Keluar bandara melewati jam delapan malam. Sebenarnya sudah makan dua kali setelah lewat jam makan siang. Ayam goreng di resto lantai tiga Terminal 3 CGK, nasi boks ukuran besar sebagai kompensasi penundaan pesawat Garuda, dan meal nasi goreng porsi sedang GA 176 disajikan di atas Boeing 737-800 untuk penerbangan di atas duras sejam perjalanan.
Tapi, ketika panitia acara menjemput dan mengajak ke sebuah restoran di samping kantor Tribun Pekanbaru, saya tak kuasa menolak. Pondok Gurih Alas Daun persisnya ada di Jl. Harapan Raya, Tengkerang Labuai, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru, Riau. Pilihannya jelas: harus makan ikan dan aneka sayuran, jangan daging-dagingan.
Dikutip Cakaplah, pemilik Pondok Gurih Alas Daun Ferlina Susanti mengatakan, rumah makan ini berdiri 6 Februari tahun 2023 di Jalan Firdaus. Lalu awal Januari 2024 pindah ke kawasan Harapan Raya ini.
Ia mengatakan adapun konsep dari pondok gurih alas daun ini adalah konsep prasmanan. Dan ini menjadi restoran pertama dan satu-satunya yang berjalan eksis dengan konsep yang ada.
”Jumlah lauk pauk lebih dari 50 macam dan beraneka minuman dengan konsep prasmanan. Menu paling hits adalah udang galah yang menjadi ciri khas Pekanbaru. Ratusan kilo setiap hari habis, itu menjadi salah satu destinasi pelanggan, selain cumi buncit bakar, gulai kakap,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ferlina menegaskan, Pondok Gurih Alas Daun ini adalah restoran yang ditujukan untuk semua kalangan. Bukan hanya kelas menengah ke atas, tapi semua kalangan. Harga sangat terjangkau.
”Kami punya motto ’rasa nikmat harga merakyat’. Ada free lalapan, free sambal 3 macam, nasi tambah juga free dan ada juga sayur asam yang free alias gratis,” pungkasnya.
Alas Daun, jadi alas perjalanan ke Pekanbaru kali ini.
