Tiga hari dua malam di Lingga meninggalkan kenangan mendalam.
Suatu senja dari dalam kamar tidur Hotel Shakira Beach di Dabo Singkep yang langsung menghadap Laut China Selatan, saya merenung, Kabupaten Lingga ini penuh potensi luar biasa. Baik secara alam maupun budaya.
Di sini, kerukunan sangat terjaga. Siangnya, kami melangsungkan acara politik, penguatan kelembagaan pengawas Pemilu. Lokasinya tidak di Hotel One Hotel, hotel terbesar di kota Dabo. “Satu-satunya hotel di kota ini yang ada liftnya,” kata sahabat saya, Ketua Badan Pengawas Pemilu Kepulauan Riau, Zulhadril Putra.

Acara itu digelar di Gedung Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI). Seperti di kota-kota lain di tanah air, PSMTI hadir dengan gerakan-gerakan sosialnya. Perantau atau keturunan Tionghoa yang mengabdikan dirinya untuk hal-hal baik dan saling berbagi. Termasuk di antaranya mendirikan gedung pertemuan serbaguna. Bisa untuk hajatan internal, dan juga memadai buat pernikahan sampai acara pertemuan politik.
”Kabupaten Lingga, termasuk Kota Dabo di Pulau Singkep ini, identik dengan pluralisme. Toleransi terjaga di sini. Tempat ibadah berbagai agama berdiri dengan aman. Begitupula kegiatan-kegiatan keagamaannya,” kata sahabat baru saya lain lagi, Ketua Bawaslu Kabupaten Lingga Fidya Asrina.
Efi, panggilannya, punya filosofi menarik dalam hidup. “Untuk menjadi manusia tak perlu harus sempurna, tapi jadilah berguna bagi sesama,” ungkapnya.

Pernah Produsen Timah Terbesar
Kabupaten ini sangat strategis. Lingga berbatasan laut dengan Batam, Bintan, juga Provinsi Jambi dan Bangka Belitung. Luasnya sekitar 211,772 Km2 dengan 90 persen dari luas daerah itu berupa lautan.
Kabupaten Lingga terdiri dari 13 kecamatan, empat di antaranya ada di Pulau Singkep. Kabupaten Lingga punya 377 pulau besar dan kecil dan sekitar 285 pulau di antaranya belum berpenghuni.

Sejarahnya dari Kerajaan Melayu di Lingga yang berpusat di Kota Daik sebagai Negara Kesultanan Johor-Pahang-Riau-Lingga. Sultan Mahmud Syah II (1685 – 1699) menjadi Sultan Johor-Riau-Lingga-Pahang atau Kemaharajaan Melayu yang ke-10, merupakan keturunan dari sultan-sultan Malaka.
Lingga juga dikenal sebagai penghasil biji timah terbesar di Indonesia, bahkan di dunia. Pada zamannya. Saat itu, bersama Bangka dan Belitung, eksplorasi timah tersebar di kabupaten ini.

Masih tersisa peninggalan pabrik timah, di sebuah bangunan besar bergambar Bung Hatta. Memang, Wakil Presiden RI yang pertama Muhammad Hatta pernah berkunjung ke Kabupaten Lingga, tepatnya di Pulau Singkep dan berpidato di Lapangan Merdeka Dabosingkep pada tahun 1950.
Di tahun 1950 perusahaan timah di Pulau Singkep mulai berjalan yang kala itu dikelola oleh perusahaan milik Belanda yang bernama Singkep Tin Maatschappij Riouw milik pemerintah Hindia – Belanda yang mengambil alih dari Kesultanan Riau – Lingga. Kini, gedung bekas emplasemen PT Timah Negara itu berubah nama dari Gedung Timah Dabo jadi Balai Djoeang Bung Hatta.

