Kuliner Medan: Kilat Kuphi

Senja sudah tamat, hujan deras mengguyur deras, saat Boeing 737-800 mendarat di Bandar Udara Kualanamu, Deli Serdang. Perjalanan belum selesai, masih ada lanjutan via darat menuju Kabupaten Aceh Tamiang.

Dua pemuda gagah menyambut bandara terbaik di Pulau Sumatera itu. Ketua Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Aceh Tamiang, Imran, dan pendampingnya, Muchsin. Melewati hujan lebat, kami putuskan segera meninggalkan airport berkode KNO.

”Masih dua hingga tiga jam menuju Karang Baru, ibu kota Aceh Tamiang. Kita lewat Kabupaten Deli Serdang, Kota Medan, Kabupaten Langkat, baru masuk ke Provinsi Aceh. Aceh Tamiang termasuk salah satu kabupaten di Aceh yang yang berbatasan langsung dengan Sumut,” jelas Muchsin. Dengan tenang, ia mengemudian Avanza gelap itu.

Sekeluar tol dari Bandara Kualanamu-Medan dan sebelum masuk tol Medan-Binjai-Stabat (ibu kota Langkat), kami memutuskan singgah berkuliner ’Medan rasa Aceh’. Pilihannya adalah ’Kilat Kuphi’, kafe di kawasan Jalan Garuda, Sei Kambing, tak jauh dari underpass Gatot Subroto, Medan.

Rabu malam itu, begitu banyak pengunjungnya. “Kedai ini milik jaringan kerabat salah satu orang kaya di Aceh. Kemarin juga baru maju di Pilkada,” katanya.

Seperti namanya, keunggulan kedai ini adalah pelayanannya sangat cepat. Super kilat. Baru saja kami bertiga memesan Mie Aceh, nasi goreng, lontong sayur, martabak durian, dan beberapa tusuk sate (sapi) matang, eh tak lama kemudian pesanan itu datang. Benar-benar sesuai testimoni salah seorang konsumen di review lokapasar digital: pelayanannya secepat kilat!

Jika ke Medan, atau mungkin seirama seperti saya, menembus perjalanan dari Sumut ke Aceh, tak ada salahnya mampir ke ’pitstop’ ini. Nikmati sajian secepat kilat ala Kilat Khupi!

Leave a Reply

Your email address will not be published.