Ya sudah, timnas Indonesia memang kembali gagal melaju ke Piala Dunia. Setelah meratapi ‘Hari Patah Hati Nasional’ bagi para pencinta sepak bola itu, saatnya kita mengkaji dari sisi pi-aring atau public relations pihak terkait. Seberapa cepat dan responsif berkomunikasi pada publik untuk memadamkan sentimen negatif yang ada.
Pada mata kuliah ’Strategi Komunikasi Korporasi’ @komunikasiuaj @unikaatmajaya, ada lima akun Instagram yang dibahas oleh lima kelompok, yakni akun @erickthohir @pssi @timnasindonesia @kemenpora dan @prabowo.

Analisis mahasiswa-mahasiswi ini menarik. Memberi apresiasi pada postingan @erickthohir yang sekaligus menyatakan: permintaan maaf dan empati (apology), reframing pencapaian (historical milestone) dan apresiasi (credit and thankyou).
Sayangnya, post positif itu hanya di-‘collabs’ dengan akun @timnasindonesia, tapi tidak sekalian bergabung ke akun @pssi dan @kemenpora.

Dari semua hal, termasuk pada momen kegagalan, kita bisa memetik pelajaran terkait public relations dan cara berkomunikasi dengan baik, terutama di era digital saat ini.
Pencapaian yang baik, bisa kurang dipahami publik kalau gagal dikomunikasikan dengan masif.
Sebaliknya, sebuah kegagalan, bisa menjadi hal positif, kalau kita bisa mengkomunikasikannya dengan apik. Kata ‘maaf’ menjadi salah satu keyword utama.









