Ibadah GMS Puri, 19 Oktober 2025 pukul 13.00 WIB.
Pendeta Magdalena Christina membawakan lima kali ibadah bertema besar ‘Keadilan yang Penuh Kasih Karunia’. Kali ini, temanya tentang ‘Perumpamaan tentang Uang Mina’. Di sesi lain bicara tentang Perumpamaan ’Orang Upahan di Kebun Anggur’, ’Talenta’, ’Anak yang Hilang’, dan ’Orang Kaya yang Bodoh’.
”Tuhan tak berhutang apapun pada kita. Jangan hitung-hitungan dengan Tuhan. Karena, kalau hitung-hitungan kita pasti ada di pihak yang kalah. Dengan boleh bekerja di kebun anggur Tuhan pun, sudah karunia buat kita,” kata Magdalena.
Lukas 19:11 di awal kisah ini menunjukkan bahwa semua itu menggambarkan bagaimana kerajaan Allah beroperasi.
“Bagaimana sistem itu apply for us. Kalau Engkau ingin menuai banyak, menabur banyak. Kalau Anda paham ekonomi, Anda pasti setuju. Tabungan itu tidak akan membuat kaya. Tabungan itu hanya bantal. Nilainya tak berarti dibanding inflasi,” jelasnya.

Perumpamaan tentang uang mina jelas-jelas menyatakan pemberian aset itu, ”Pakailah ini untuk berdagang, sampai Aku datang kembali.” Jadi uang itu harus dijalankan, tidak untuk disimpan.
”Lagipula, semua yang ada di dunia ini adalah titipan. Kesehatan, kemampuan, berkat itu dari Tuhan, pekerjaan Anda hanyalah saluran. Yang memberi kita kekuatan untuk mengelola dalam berbisnis ya Tuhan,” tukasnya.
Tiga pelajaran penting dalam ibadah ini:
Pertama, Tuhan memberi kesempatan yang sama kepada semua orang. Pemberian itu tidak untuk disimpan, dikubur, atau dimakan sendiri. Tapi untuk membawa hasil.
”Bagaimana kita mengelola uang menentukan seberapa besar kepercayaan lain yang akan Tuhan percayakan pada kita,” ungkap Magdalena.
Dari hasilnya, Tuhan bisa tahu kapasitas kita. Ini bukan soal kesanggupan, tapi kesempatan. What you’ve done to your life
”Kalau kamu punya skill tertentu, apa yang kamu lakukan dalam hidupmu? Sementara kita mengelola apa yang Tuhan berikan, kita akan berkembang. Yang diuji bukan seberapa banyak yang kita punya tapi apa yang kita lakukan terhadap apa yang kita punya,” urainya.
Clear, Tuhan tak butuh apapun dari kita. Ia bisa mendapatkan semua hal dari malaikat-malaikatNya. Tuhan tak butuh apapun dari manusia. Tuhan tidak melihat hasil tapi pada proses.
Implikasinya jelas. Kalau Tuhan tak bisa mempercayai kita, maka karunia itu akan dipindah kepada orang lain.

Kedua, kesetiaan adalah bukti kepercayaan kepada Allah. Kesetiaan membawa berkat, sementara ketidaksetiaan membawa konsekuensi. Karean itu, jangan melakukan sesuatu karena iming-iming.
”Kalau hanya menyimpan menimbun atau menyalahgunakan, tidak akan menambah apapun dalam hidup kita. Jadikan Tuhan prioritas dalam kehidupan kita,” ucapnya.
Ketiga, keadilan Tuhan nyata dalam penilaianNya. Tuhan memberi kita kesempatan dan sumberdaya. Tanggung jawab kita mengelola dengan baik yang Tuhan percayakan
”Jangan tunggu sampai Tuhan ambil apa yang Ia percayakan pada kita. Mari belajar mengelola uang dengan benar. Uang hanya ujian kesetiaan. Kalau dengan uang saja kita gagal, bagaimana bisa dapat kepercayaan lain dari Tuhan?” tanyanya.
”Bapa Kau setia Bapa Kau mulia
Tenanglah jiwaku aman bersamaMu
Lebih dari harta Kaulah segalanya
Tenanglah jiwaku dalam hadiratMu
Kau tunjukan kasih setiaMu
Kau menyediakan yang kuperlu
Kau setia Kau mulia
Dulu skarang dan slamanya…”