Entah kapan bisa ke mari lagi. Semalam di Kota Langsa, dengan beragam kenangannya.
Mendapat undangan ke Langsa, yang kali pertama terpikir nama Ismed Sofyan. Bek sayap kanan legendaris tim nasional yang dua puluh tahun berseragam Persija Jakarta.
Di umur 18 tahun, Ismed muda memulai karirnya di PSBL Langsa, lalu ke Persiraja Banda Aceh, baru ’menyeberang’ ke Persijatim dan Persija.

Belakangan baru tahu, meski di ingatan saya Ismed lekat dengan PSBL, ternyata ia lahir di Manyak Payed, sebuah kecamatan di wilayah Aceh Tamiang berbatasan dengan Kota Langsa. Persis seperti rumah sahabat saya, Imran, di border dua wilayah itu.
Baik Kabupaten Aceh Tamiang dan Kota Langsa, pada awal 2000-an merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Aceh Timur. Bahkan, sebelum lepas dari induknya, Langsa City merupakan ibu kota Aceh Timur.

Senang sekali, di kota berpenduduk hampir 200 ribu orang ini bersua influencer dan anak-anak muda hebat. Di Langsa menikmati makan siang di resto padang Minangkabau. Juga bersantap sore di Poska Kupi, di samping kantor pos Kota Langsa.
Menginap di Hotel Kartika nan eksotik. Keluar kamar jelang tengah malam, nampak kota ini seperti tak kenal mati. Warung kopi, roti cane, refleksi syariah, masih beroperasi. Uniknya, sama seperti kota kelahiran saya, Langsa punya Taman Bambu Runcing di jantung kota.








Maju terus Langsa, terberkatilah kota ini, semoga ekonomi kian bergerak, dan makin banyak lahir orang-orang hebat dari sana.

