Kuliner Ciledug: Rica-Rica Entok Montok Pak Ranto

Begitu banyak referensi kuliner di kawasan Ciledug, Tangerang. Yang satu ini bisa jadi referensi.

Jalan Haji Mencong, Ciledug, sepanjang hampir dua kilometer bak peta gastronomi mini Indonesia. Jenis makanan apapun bisa Anda temukan di sana.

Dari beberapa penjaja Mie Aceh -termasuk varian barunya Mie Bangladesh, jajaran Rumah Makan Padang, Sate Padang, Warung Tegal, Nasi Goreng Gila, Mie Godog Jawa, Roti Bakar, Martabak, Soto Madura dan Soto Lamongan, Pecel Lele, Gado-Gado, Es Teler Sinar Garut, Dawet Banjarnegara, Warmindo, Bakso dan Mie Ayam Jamus, Ayam Geprek dan seabrek pilihan lain.

Kali ini, ada tawaran baru boleh dicoba: Rica-Rica Entok Montok. Lokasinya di Jalan Haji Mencong dekat kawasan Perumahan Peruri. Sisi barat jalan. Tak jauh dari SPBU Pertamina kecil Peruri.

”Kami buka sudah sekitar dua tahun ini,” kata Ranto, pemilik usaha Rica-Rica Entok Montok. Pria asal Kebumen ini tinggal di kawasan Perumahan Japos, sekitar setengah kilometer dari rumah makan itu.

Menunya aneka macam: Rica-Rica Entok, Rica-Rica Ayam Kampung, Rica-Rica Belut, dan Rica-Rica Lidah Sapi. Sajian lain selain bumbu rica juga ada. Lidah Sapi Goreng, Sambal Krecek alias Kulit Sapi, Entok Goreng dan Belut Goreng. Harganya terjangkau, antara Rp 25-35 ribu seporsi. Untuk pesanan online tentu harga menyesuaikan.

’Entok’ atau ’mentok’ merupakan sebutan untuk binatang yang sama, yaitu unggas air dari keluarga bebek yang dikenal juga dengan nama itik serati, itik manila, atau bebek manila. Bahasa latinnya ’cairinamoschata’, entok memiliki ciri fisik seperti paruh pendek, kaki abu-abu kehitaman, dan benjolan kulit di wajah. Jantan dapat mencapai berat 7 kilogram dan betina 5 kilogram. Entok juga dikenal pendiam dan sering dilepas untuk mencari makan sendiri di alam bebas.

”Khusus untuk entok dan ayam ada suppliernya sendiri. Untuk ricaa-rica ayam, kami ambil ayam jago,” cerita Pak Ranto. Di luar dua varian itu, untuk belut dan lidah sapi bisa dengan mudah dibeli di pasar.

Kali ini saya menikmati lidah sapi. Dua minggu lalu sempat makan yang rica entok. Pasangan sahabat saya sesama perantau dari Jawa Timur, Iman dan Novi, menikmati kuliner dengan bumbu khas ini.

”Enak, Pak,” seru Iman sembari berkali-kali mengacungkan jempolnya.

Aroma dan gigitan rica-rica entok ini khas sekali. Sementara yang lidah sapi dihidangkan dalam piring berupa potongan berbentuk dadu kecil.

”Per persi rica-rica lidah sapi seberat 120 gram. Kami potong kecil-kecil,” ungkap Ranto.

Pilihan menarik untuk kuliner yang tak biasa, layak dicoba…

Leave a Reply

Your email address will not be published.