Bertemu kembali dengan mas Trias Kuncahyono. Duta Besar Indonesia untuk Vatikan. Eks Wakil Pemimpin Redaksi Kompas ini mendahahului datang ke tanah air, sebelum kesibukan kunjungan apostolik Paus Fransiskus pekan depan.
Kedatangan lebih awal juga sekalian meluncurkan buku ’Francis: Pope for The People’. Lengkap sekali yang datang di Art Gallery Bentara Budaya, Kamis, 29 Agustus 2024. Dari para romo, jurnalis senior, seniman, anggota DPR RI, aktivis, dan lain-lain.
Buku karya mas IAS -inisial tiga hurufnya saat menjadi jurnalis di Kompas-

”Dalam sejarahnya, Paus merupakan sosok ’agen perdamaian’. Dari perang dingin Amerika dan Eropa Timur, konfik Timur Tengah, Rusia-Ukraina, hingga persoalan gelombang pengungsi dari Afrika ke Eropa,” kata mas Trias, lulusan Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada yang tetap enerjik di usia 66 tahun.
Secara khusus, buku setebal 340 halaman yang mendapat kata pengantar dari Menlu Retno Marsudi dan Kardinal Romo Monsinyur Ignatius Suharyo secara spesifik mengangkat topik ’When a Jesuit Becomes Pope’.

Diceritakan, Konklaf 2013 memilih Paus Benediktus XVI secara luar biasa memilih paus baru bukan karena paus saat itu sudah meninggal dunia. Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri pada 28 Februari 2013 pada usia 86 tahun saat itu masih ada, hidup, sehat, dan tempat tinggalnya pun dekat, yakni di Mater Ecclesiate Monastery atau Biara Bunda Gereja di tengah taman Vatikan.
Akhirnya terpilihnya paus baru dari Argentina ini. Kardinal Jorge Mario Bergoglio. Selain paus pertama dari kawasan Amerika Latin, Kardinal Bergoglio merupakan Yesuit pertama yang menjadi paus, Uskup Roma dan Vikarus Kristus, Pontifex Maximus, Imam Tertinggi, Paus.

Pria kelahiran Bueno Aires yang kini berusia 87 tahun itu masuk novisiat Serikat Yesus, pada 11 Maret 1958 dan pada 13 Desember 1969 ditahbiskan sebagai imam oleh Uskup Agung Ramon Jose Castellano.
”Ia paus pertama Yesuit. Ini sungguh luar biasa. Sepanjang sejarah kepausan, sejak paus pertama Rasul Santo Petrus (bertakhta 32-67) hingga paus terakhir sebelum Paus Fransiskus yakni Paus Benediktus VI (bertakhta 2005-2013), paus ke-265, belum ada satupun yang Yesuit,” papar Dubes Trias.
Dipaparkan, selama ini ada empat paus Fransiskan, empat Paus Dominikan, enam paus Agustinian, dua paus Cistertian, 17 paus Benediktin, dan seorang paus Theatinus.

”Buku ini bukan hanya memberi pengetahuan mengenai sosok Paus sebagai pemimpun umat Katolik sedunia, tetapi juga memberikan inside story di balik layar tentang kepausan,” kata Menlu Retno Marsudi.
Sementara itu, Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo menyatajan, buku ini dapat mendorong dan memberi inspirasi kepada kita. ”Agar kita bisa seperti Paus Fransiskus, bertumbuh menjadi pribadi-pribadi yang membiarkan kekyatan iman membarui kehidupan,” kata Romo Kardinal.
Selamat atas bukunya, terus menginspirasi, dan sehat dalam kepadatan jadwal ’pulang kampung’ ke Indonesia, mas Trias.

Foto-foto: Fabrianus Eka Purnama