Women from Rote Island, Sebuah Pencapaian

Bertemu sutradara film yang lagi jadi bahan pembicaraan. Semoga sukses di arena Oscar, sekaligus menyelesaikan akar masalah yang menjadi ide film ini.

Judul aslinya ‘Perempuan Berkelamin Darah’, tapi kemudian lebih dikenal sebagai ‘Women from Rote Island’.

Sutradara Jeremis Nyangoen membawa pesan maraknya kasus kekerasan seksual pada perempuan di tanah air, termasuk juga yang dialami pekerja migran kita di luar negeri.

Women from Rote Island bercerita tentang sebuah keluarga di Rote, Nusa Tenggara Timur, yang sedang berduka. Orpa (Merlinda Dessy Adoe) menjadi ibu tunggal dari tiga anak perempuan ketika suaminya, Abram, meninggal dunia.

Orpa belum mau menguburkan jenazah Abram karena masih menantikan kepulangan anak perempuan sulungnya yang bernama Martha (Irma Novita Rihi). Martha merupakan seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja sebagai buruh perkebunan sawit di Malaysia.

Setelah melalui penantian panjang selama delapan hari, Martha akhirnya pulang. Namun, perawakannya berubah total. Martha terlihat depresi dan menyimpan banyak luka di tubuhnya.

Martha ternyata mengalami kekerasan seksual dari majikannya di Malaysia yang dipanggil Datuk. Alih-alih mendapatkan bantuan karena menjadi korban kekerasan, Martha justru malah menjadi korban kekerasan seksual lagi di kampung halamannya.

 ”Syutingnya sih hanya sebulan, tapi saya melakukan riset lebih dari tiga tahun. Selain itu, yang cukup lama yakni proses casting sekitar dua bulan, lalu reading sekitar sebulan,” kata Jery di sela-sela taping di GPRTV  Kementerian Komunikasi dan Digital.

Sebelumnya, Jery dikenal sebagai penulis skenario ‘Denias, Senandung di Atas Awan, 2006) serta pernah memerankan Sumanto dalam film ’Kanibal’Sumanto’ (2004).

Kalau film ’Denias’ mengantarkannya menjadi pemenang penulis skenario asli terbaik di Festival Film Indonesia 2007, maka ‘Perempuan Berkelamin Darah’ membuatnya terpilih meraih piala serupa, penulis skenario asli terbaik, plus sutradara terbaik, dan film cerita panjang terbaik.

Selamat, semoga film sepanjang 1 jam 14 menit ini sukses dalam perjalanan Oscar 2025, atau ajang Academy Awards ke-97 setelah menembus 85 besar untuk kategori ’Best International Feature Film’.

Leave a Reply

Your email address will not be published.