Perjalanan ke Yogyakarta kali ini bersama Citilink QG 102. Tentu bersama pantun. Dan kejutaannya, bertemu musisi idola, Lilo ‘KLa Project’.
Sempat heran karena maskapai badan usaha milik negara ini mengubah jam terbang. Awalnya, terbang jam 5.55 WIB pagi hari dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Adisucipto. Lalu diubah siang hari pukul 10.10 WIB mendarat di Bandara Yogya International Airport Kulonprogo.
Pramugara Gara Mandela hangat menyapa. Ia menyampaikan pantun dari pelantang suara di depan kabin.
”Soda gembira dicampur kolang-kaling
Melesat cepat bagai kilat
Apa kabar penumpang Citilink
Semoga senantiasa sehat.”
Di tengah penerbangan ia menawarkan beberapa souvenir. Sayang, topinya tak sesuai selera. Saya mengambil sebuah penarik retsliting di tas seharga Rp 65 ribu buat oleh-oleh anak sulung di Yogya.

Menjelang mendarat, ia berpantun lagi.
”Ada kerbau di tengah sawah
Kerbaunya jatuh terguling-guling
Para penumpang selamat berpisah
Terima kasih telah terbang bersama Citilink.”
Ternyata kejutan tak hanya di situ. Saat hendak mengambil tas di kabin atas, saya melihat antrean penumpang berwajah akrab di deretan belakang. Juga hendak turun tentunya. Wah, itu Lilo!
Tak sia-siakan kesempatan, saya menyapa penyanyi latar dan pemetik bas KLa Project itu di terminal kedatangan Bandara YIA Kulonprogo. Musisi bernama lengkap Romulo Radjadin itu tak menolak diajak foto. Mau konser, mas Lilo?
”Enggak, mas, wis tuwek,” katanya. Dengan pakaian ala Betawi bersampur semacam sarung kecil di pundak, ia menghadiri undangan pengukuhan guru besar sahabatnya di Universitas Gadjah Mada.
Lengkap sudah keceriaan bersama Citilink pagi itu. Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu…
