Tips Menulis Opini di Media Online dan Media Cetak

Teman-teman, berikut tip sederhana menulis opini/kolom di media online-media cetak

Menulis opini, sesuai maknanya: menulis pendapat, sikap, dan pendirian atas topik tertentu. Dengan memasukkan pendapat, di sini ada subjektivitas penulis.

1. Tentukan ide

Mulailah menulis dengan menuangkan ide utama dalam lead. Anda bisa membahas tema yang beragam, mulai dari kesehatan, ekonomi, politik, dan lain-lain. Diprioritaskan yang relevan. Misal: kasus korupsi terbaru, kebijakan pemerintah terbaru, situasi ekonomi terkini, update isu luar negeri terkini…

2. Bikin kerangka tulisan

Buatlah alur tulisan ini arahnya ke mana, pembuka, isi, penutup. Semacam draft atau rangka bangunan pada rumah sebelum disemen dan dicor

2. Buat judul opini

Judul dalam opini harus dibuat semenarik mungkin. Syarat judulnya yaitu tidak panjang dan memakai kata-kata yang tidak klise.

3. Buat paragraf pembuka

Paragraf pembuka atau lead harus dibuat menarik agar pembaca mau menamatkan bacaannya. Bagian ini juga digunakan untuk memberikan pemahaman kepada pembaca terkait masalah yang sedang dibicarakan.

4. Isi opini

Bagian terpenting dalam menulis opini adalah isinya. Di bagian ini, penulis bisa menuangkan gagasan atau ide-ide yang ada di pikirannya.

Kemudian penulis bisa menambahkan contoh kejadian yang menunjang opininya, kelebihan dan kelebihan jika gagasannya diterapkan, dan lain-lain. Ini adalah bagian krusial yang dapat mempengaruhi pembaca ketika menyelami tulisan Anda.

5. Paragraf penutup

Paragraf penutup berisi kesimpulan dari opini. Biasanya, paragraf ini mengingatkan kembali kepada pembaca mengenai gagasan yang disampaikan oleh penulis.

Catatan:

Gunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dengan benar.

Hindarkan typo dalam menulis opini. Menulis ’di kata kerja’ dipisah dan ’di kata tempat’ disambung akan sangat mengganggu mata editor  / redaktur opini. Kalau ragu cara penulisan bahasa Indonesia, cek kamus (kamus bisa online juga kan). Misalnya: apotek atau apotik, kuitansi atau kwitansi, pondasi atau fondasi dll

”Selalu mulailah menulis dengan berangkat dari pertanyaan. Membuat pertanyaan ini penting karena dengan membuat pertanyaan, kita telah merumuskan sebuah masalah. Tulisan kita adalah gagasan untuk memecahkan masalah tersebut,” kata Chatib Basri, Menteri Keuangan 2013-2014 yang sejak usia muda sudah rajin menulis di Harian Kompas.

Chatib juga mengingatkan agar opini ditulis dengan mengalir. Kalimat per kalimat, paragraf per paragraf ditulis dengan logika berpikir yang runtut. Tujuannya agar pembaca dapat mengikuti tulisan tersebut dari awal hingga akhir dengan nyaman.

Penggunaan analogi, lanjut Chatib juga, penting dalam penulisan opini. Analogi membantu pembaca untuk membayangkan sesuatu yang mudah ia terima dalam pemikirannya. ”Kadang sesuatu yang sulit dimengerti jadi mudah dipahami karena bantuan analogi ini,” ujarnya.

Ia mencontohkan, opini berjudul ”Hindari Jalur Pertumbuhan” yang terbit 28 Mei 2021. Ia membuka dengan kisah Romeo-Juliet untuk menggambarkan jejak yang ditinggalkan pandemi pada perekonomian Indonesia.

Luka adalah pengalaman. Ia bukan pengetahuan. Mereka yang menonton drama Romeo and Juliet karya William Shakespeare mungkin ingat sebuah dialog dari Romeo: ”He jests at scars that never felt a wound.”

 Romeo ingin mengatakan: mudah untuk memperolok rasa sakit seseorang jika kita tak mengalaminya. Ia benar. Kita mungkin punya pengetahuan mengenai pandemi sebelumnya, tapi kita baru paham setelah mengalaminya. Covid-19 meninggalkan parut di wajah kita. Kita merasakannya. Bekas luka itu akan terbawa entah sampai kapan. Ia akan tinggal pada perilaku kita, juga pada ekonomi kita.

Selanjutnya, Chatib berpesan agar opini-opini yang ditulis tidak perlu menggunakan bahasa-bahasa teknis. ”Kadang kita ingin terlihat pintar dengan menuliskan bahasa-bahasa teknis yang terkesan akademis. Tapi, itu justru membuat tulisan kita sulit dimengerti oleh orang lain,” tuturnya.

Kerangka tulisan juga menjadi kunci penting dalam penulisan opini. Chatib mengaku butuh waktu 2 jam untuk menulis opini dalam bentuk kerangka tulisan. Setelah memberi jeda beberapa waktu, ia baru melakukan pengeditan tulisan dan menambahi atau mengurangi gagasan yang mendukung gagasan utama.

Open for discuss

Jojo Raharjo

Kabid Media, Komunikasi, dan Informasi DPP GAMKI

Referensi dari Kompas, Kumparan, Tempo, Detik, Liputan6, dan Gramedia

Leave a Reply

Your email address will not be published.