Hadir di ibadah jam kedua di GMS Living World, Alam Sutera, kembali berjumpa Pastor Fuji Harsono, setelah dua hari sebelumnya Pastor Fuji memimpin ‘Konser Doa GMS Jakarta-Jawa Barat-Banten.
Kali ini, Pastor Fuji berbagi tentang tantangan terbesar hidup berkeluarga, yakni terkait relasi hubungan suami isteri.
“Kalau gagal, kita akan seperti mengalami penderitaan badani. You’ll get into trouble. Tapi kalau solid, masalah seperti apapun tak akan jadi masalah,” ungkapnya.
Ia menganologikan, hubungan suami isteri bak dua jeruk diblender jadi satu. Kalau satu jeruknya busuk, mau ditambah ramuan apapun, tetap juicenya tak akan enak.
“Fondasi dari semua hubungan adalah kasih. Hanya Kristus yang bisa mendemonstrasikan kasih. Karena itu, mengasihilah seperti Yesus mengasihi kita,” ungkapnya.
Berseloroh ia mengungkap, jangan sampai indahnya foto prewedding kemudian berubah jadi foto visum. Asyiknya suasana ’lovely bird’ berubah jadi ’angry bird’.
“Tahun lalu, ada lebih dari 450 ribu kasus perceraian di Indonesia. Itu bermula karena tidak membangun fondasi keluarga dari kasih,” jelasnya.
Fuji mendasari kotbahnya dari kisah Ishak menemukan jodohnya, Ribka, Kejadian 24:63-67.
”Itulah cinta pada pandangan pertama,” tukasnya.
Fase-fase dalam hubungan antar pasangan ini dibaginya pada beberapa tahap.
Pertama, berlandaskan nafsu. Diikuti dengan hormon estrogen dan progesteron.
Kedua, ada attraction, ketertarikan, disertai hormon dopamin.
Hormon dopamin adalah senyawa kimia yang diproduksi di otak dan berperan dalam mengatur suasana hati, gerak tubuh, dan ingatan. Hormon ini juga dikenal sebagai ‘happy hormone’ karena dapat membuat seseorang merasa bahagia.
Ketiaga, ada attachment, keterikatan. Di sini jormon oksitosin membersamainya. Hormon oksitosin, sering disebut “hormon cinta”, diproduksi di hipotalamus dan dilepaskan oleh kelenjar pituitari, berperan penting dalam reproduksi, ikatan emosional, dan menyusui, serta membantu kontraksi rahim saat persalinan
”Kasih bukan hanya perasaan saja, tapi juga sebuah keputusan,” tegasnya.
Selanjutnya, Pastor Fuji membeber I Korintus 13:7, tentang bagaimana membangun agar cinta tahan lama.
“Falling in love itu biasa. Stays in love itu luar biasa. Bagaimana tetap mencintai orang yang sama dalam pernikahan selama bertahun-tahun,” ujarnya,
1. Cinta memberikan kemurahan.
Cinta yang tahan lama memberikan kemurahan. ’Love puts up with anything’, ‘love patiently accept all things’. Dalam terjemahan lain, ‘love ia always ready to make allowance’.
Diuraikan, kebutuhan perempuan antara lain:
Affection
Intimate conversation
Honestly and openess
Financial support
Family commitment
Sementara kebutuhan pria:
Sexual
Recreational activities
Physical attraction
Domestic support
Admiration, respect kekaguman dari istri
Bahkan, Pastor Fuji menyebut agar kita tak segan melakukan ‘extends grace.
“Pernikahan yang baik itu bukan pernikahan yang sempurna. Tapi pernikahan yang terdiri dari dua orang yang ‘forgiven’ saling mengampuni. Karena itu, belajarlah untuk melepaskan pengampunan. Jangan mengingat-ingat kesalahan. Termasuk kalau ucapan kata-kata pasangan melukai anda, harus extends grace,” urainya.
2 Cinta itu mengekspresikan iman. Cinta itu percaya segala sesuatu.
3. Cinta mengharapkan yang terbaik. Mengharapkan segala sesuatu.
Kasih itu penuh harapan. Mengharapkan yang terbaik
Look for the best.
4 Cinta sabar dalam situasi terburuk. Never give up, perseveres. Sabar menanggung segala sesuatu
”Ketika pernikahan itu tidak memikirkan perceraian sebagai jalan keluar, pintu exit, maka akan menemukan jalan lain,” tegasnya.
Ia pun menekankan, pernikahan Kristen itu ’covenant’, bukan kontrak.
”Covenant itu karena mutual trust bukan karena kontrak sama2 tak percaya. Kalau pihak pertama gagal membangun kewajibannya, yang lain tetap setia,” jelasnya.
Diingatkannya, Anda akan mendapatkan seperti yang Anda tabur. Anda akan menuai di tempat Anda menabur.
”Jangan menyerah kalau Anda menabur baik, maka isterimu suamimu akan menuai yang baik,” pungkasnya.