Tradisi istimewa Tahun Yubileum. Berziarah ke sembilan Pintu Suci di sembilan paroki dari sembilan Dekanat Keuskupan Agung Jakarta. Pemberhentian kelima: Paroki Hati Kudus, Kramat, Jakarta Pusat.
Sebuah Salib berbentuk T nampak terpasang di bagian atas komplek gedung gereja itu. Salib tiga ujung mirip huruf Yunani ’Tau’ yang kerap dipakai Ordo Fransiskan, pengikut Santo Fransiskus Asisi.

Tau adalah huruf terakhir dari alfabet Ibrani dan diyakini sebagai simbol yang digunakan Yehezkiel untuk menandai orang-orang pilihan Tuhan (Yeh 9:4). Paus Innocentius III membuka Konsili Lateran Keempat pada tahun 1215 (yang sangat penting bagi St. Fransiskus) dengan homili tentang bagian Kitab Suci ini.
Impresi itu terlihat saat kami berziarah dalam tujuan kelima Porta Sancta: Gereja Hati Kudus, Kramat. Gereja ini berada dalam reksa pastoral tarekat Fransiskan atau Ordo Fratrum Minorum (OFM).

Ciri khas OFM adalah hidup sederhana, menjadi misionaris, Menjalankan hidup bhakti sesuai teladan Santo Fransiskus dari Assisi, menjalankan hidup dalam solidaritas dengan sesama saudara di dalam Kristus.
Karena itulah, di sini berdiri Yayasan Santo Vincentius a Paulo, yang awalnya sebagai respon terhadap kondisi anak-anak terlantar awal abad ke-19 di Batavia. Kini, yayasan itu mengelola Panti Asuhan Vincentius Putra dan beberapa panti lain.

Saat kami berziarah, gereja ini sedang melakukan renovasi di gedung utamanya. Porta Sancta berada di ruang adorasi, maksimal untuk 20 orang.
Wujud saling membangun sesama umat nyata pada ajakan Sabuk GBU, Seksi Sentra Bimbingan Usaha KecilGerakan Beli dari Umat di https://www.esabuk-kramat.online, semacam platform jual beli UMKM Paroki. Ada kuliner, fashion, kerajinan seperti rosario, jasa, dan lain-lain.
Bertolong-tolonganlah membangun bebanmu. Sebelum menengok e-commerce lain, alangkah eloknya belanja di sesama umat dulu.






