Iman yang Menggerakkan Surga

Ibadah GMS Tangerang Minggu, 27 April 2025. Pdp Lena Liaw menantang bagaimana kita memiliki iman yang teguh untuk mampu ‘menggerakkan’ surga.

”Selama kita hidup selalu ada ketidakpastian. Tantangan dan masalah tak pernah jauh dari hidup kita. Di sinilah pentingnya memiliki iman yang menggerakkan surga,” kata gembala GMS Bekasi bersama suaminya, Pdm. Andi Hendrawan.

Lena menekankan, iman sebesar biji sesawi saja sanggup memindahkan gunung. Iman yang teguh akan menggerakkan pintu-pintu yang kelihatan tertutup.

Ia pun mendasari Firman Tuhan dari Lukas 7:1-10, kisah Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira di Kapernaum.

Ia menguraikan, ada beberapa syarat iman untuk menggerakkan surga:

1. Menghormati otoritas Tuhan

Iman yang menggerakkan surga dimulai dari pengakuan otoritas. Dalam hal ini kuatnya kepercayaan perwira Kapernaum itu,

”Katakan saja sepatah kata maka hambaku itu akan sembuh.”

Iman yang menggerakkan surga bukan iman yang ribut, tapi iman yang tunduk dan mengakui otoritas Tuhan.

Kuasa Tuhan bisa melampaui jarak, tak terbatas ruang dan waktu.

”Janji Allah lebih kuat dari kondisi keuangan kita yang lagi seret. Karena itu, bersyukurlah, bukan mengeluh. Berhenti panik dan berdiri penuh percaya pada janji Tuhan bahwa rancanganNya bukan rancangan kecelakaan,” tegasnya.

Iman yang seperti itu akan menggerakkan hati Tuhan untuk segera bertindak. Iman yang besar tak bisa datang dari hat yang sombong.

“Semakin besar iman seseorang harusnya semakin tinggi kerendahan hatinya. Tuhan tak mencari orang yang merasa layak, tapi Ia mencari orang yang butuh Tuhan. Iman yang besar membuat Tuhan tersentuh bukan karena bagusnya kata-kata dalam doa,” ucapnya.

2. Tidak bergantung pada bukti fisik

Yohanes 20:29

“Kata Yesus kepadanya: ‘Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.'”

Iman diuji bukan saat segala sesuatu berjalan lancar, tapi saat Tuhan seolah-olah tidak bekerja, jawaban doa belum kelihatan, tapi kita tetap percaya. Meskipun tanda-tanda pemulihan belum terlihat. Meski semua belum jelas.

”Ketika jawaban tak kunjung datang, apakah kita masih percaya? Mari percaya bukan karena keadaan terlihat baik. Tapi karena Tuhan selalu menggendong dan mengulurkan tangan saat kita jatuh,” ungkapnya.

Ketika doa belum terjawab, pintu belum terbuka, belajarlah melihat ada masa depan terbaik yang Tuhan sediakan saat ini.

Dalam penantian itu kita sedang dimurnikan, disiapkan.

3. Berani bertindak

Yakobus 2:17. ”Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakikatnya adalah mati.”

Iman sejati tak hanya berhenti di mulut dan pikiran, tapi memerlukan tindakan nyata. Setiap tindakan iman sekecil apapun adalah deklarasi bahwa Tuhan bekerja.

”Iman yang menggerakkan surga bukan iman yang pasif tapi iman yang aktif. Tidak muncul secara otomatis. Harus dibangun sebagai lifestyle: doa dan baca Firman Tuhan setiap hari,” ucapnya.

Masalah akan selalu ada, tapi kita punya tempat untuk bersandar pada kekuatan Tuhan.

”Bukan karena kuat gagah kita, tapi iman yang percaya pada kekuatan Tuhan,” pungkas Lena Liaw.

Leave a Reply

Your email address will not be published.