Zero Day, Another Film Keren Robert De Niro

Saya pernah menulis review film Robert De Niro berjudul ‘The Intern’. Kali ini, dalam usia senjanya, 81 tahun, De Niro memukau di series enam episode Netflix, ‘Zero Day’.

Zero Day berkisah tentang sebuah celaka teknologi di Amerika Serikat. Pemerintah tak berdaya saat dalam satu menit yang mengerikan terjadi kekacauan sistem komputer di mana-mana. Di sistem perbankan, kekacauan lampu pengatur lalu lintas dan hal-hal terkait teknologi lain. Dalam waktu singkat itu, 3.402 orang tewas.

”Kebenaran adalah kebenaran, tetapi itu tidak selalu hal yang paling penting.”

Kutipan menarik itu disampaikan Evelyn Mitchell (Angela Bassett) yang menekankan bahwa dalam situasi krisis, prioritas sering kali bukanlah kebenaran, melainkan stabilitas dan kontrol.

Tokoh-tokoh penting dalam series ini antara lain Robert De Niro sebagai George Mullen, mantan Presiden yang populer , mantan jaksa penuntut dan veteran Perang Vietnam yang ditunjuk sebagai ketua komisi khusus yang dibentuk untuk mengidentifikasi pelaku di balik tindakan mematikan, terorisme dunia maya yang dikenal sebagai “Zero Day”.

Ada juga peran Lizzy Caplan sebagai Alexandra Mullen, perwakilan Kongres dari Distrik 10 New York dan putri terasing dari George dan Sheila Mullen, yang ditunjuk untuk memantau ayahnya sebagai anggota peringkat Komite Pengawasan Komisi Zero Day.

Tokoh sentral menarik perhatian saya dimainkan Jesse Plemons sebagai Roger Carlson, seorang agen politik berpengalaman namun bermasalah yang bekerja sebagai asisten pribadi Presiden Amerika Serikat atau ‘body man’ untuk Mullen.

Juga ada Joan Allen sebagai Sheila Mullen, mantan Ibu Negara yang dinominasikan untuk jabatan hakim di Pengadilan Bandung.

Selain itu, ada Dan Stevens sebagai Evan Green, seorang komentator politik populer dan radikal serta pembawa acara The Evan Green Show, yang menjadi kritikus Mullen yang paling vocal, Matthew Modinse sebagai Richard Dreyer, Ketua DPR dan perwakilan AS dari Ohio. Serta tak kalahpenting Angle Bassett sebagai Presiden AS Evelyn Mitchell, presiden petahana yang menunjuk Mullen sebagai kepala Komisi Zero Day.

Pada akhirnya, film ini menjadi menarik karena ada konflik kepentingan di dalamnya. Mullen menemukan bahwa ancaman tersebut bukan berasal dari musuh eksternal, melainkan dari dalam pemerintahannya sendiri. Para tokoh politik berpengaruh, termasuk putrinya sendiri, ternyata terlibat dalam konspirasi untuk melancarkan serangan tersebut.  

Tempo pun berpendapat, Zero Day bukan hanya tentang penyelidikan kriminal, tetapi juga tentang perjuangan melawan manipulasi informasi dan dilema moral seorang pemimpin dalam menghadapi pengkhianatan dari orang-orang terdekatnya.

Konflik cerita juga mengisahkan dilema moral yang dihadapi Mullen, apakah ia harus melindungi negaranya dengan menutupi konspirasi atau mengungkap kebenaran kepada publik meskipun itu berarti kehilangan putrinya—setelah sebelumnya kehilangan putranya karena overdosis narkoba.

Akhirnya, Mullen memilih untuk mengungkap kebenaran, meskipun itu membawa konsekuensi besar bagi dirinya. 

Tak salah IMDB memberi rating 7 dari 10 untuk series yang tayang per 20 Februari 2025 ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published.