Penguatan Kelembagaan Pengawas Pemilu: Kabupaten Aceh Tamiang

Akhirnya punya cerita. Ke Aceh tak hanya di Banda Aceh, Sabang, dan Aceh Besar. Pernah juga ada event di Aceh bagian ‘bawah’. Berbatasan langsung dengan Sumatera Utara.

Sebenarnya bukan sama sekali tak punya cerita sebelumnya. Pada awal 2005, usai tiga pekan meliput dampak tsunami di Banda Aceh dan sekitarnya, untuk perjalanan pulangnya memilih naik bus malam. Dari Terminal Setui, Banda Aceh, ke Medan. Baru di Medan mencari angkutan udara menuju Jakarta-Surabaya.

Tapi, itu kan hanya lewat. Maka, senang sekali kali ini benar-benar hadir di Aceh Tamiang. Kabupaten perbatasan dengan Sumatera Utara yang ditempuh melalui Bandara Kualanamu, Deli Serdang, lanjut perjalanan darat hampir tiga jam.

Dapat undangan dari Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Aceh Tamiang, Imran, yang sesama eks koresponden Tempo.

Judul acaranya ’Penguatan Kelembagaan Bawaslu Aceh Tamiang: Meningkatkan Kualitas Kelembagaan dan Sinergi Antar Lembaga untuk Mewujudkan Pemilu Demokratis dan Berintegritas. Bersama Rakyat Awasi Pemilu, Bersama Bawaslu Tegakkan Keadilan Pemilu.’

Berlangsung di Hotel Sederhana Syariah, Karang Baru, Aceh Tamiang, hadir lebih dari 50 audiens dari mahasiswa, pemerintahan, aktivis, tokoh masyarakat dan lain-lain.

”Aceh Tamiang elok budaya,
Kaya sejarah jadi pintu restu.
Bawaslu ada setiap masa,
Menjaga bangsa tetap bersatu.

Karang Baru kota nan maju,
Bersih dan rapi, damai terasa.
Bawaslu eksis tak hanya saat Pemilu
Literasi demokrasi cerdaskan warga….”

Leave a Reply

Your email address will not be published.