Series ibadah Pendeta Fuji Harsono di GMS Alam Sutera mengambil tema ‘Orang Benar berani Seperti Singa’. Jam 15 kebagian mengupas figur Petrus.
Di ibadah kali ini, Firman Tuhan menekankan, kita boleh mengalami rasa takut, tetapi jangan membiarkan rasa takut menguasai hidup ini.
”Takut gagal, takut ditolak, takut kecewa bisa membuat anda takut melangkah, tidak melakukan kehendak Tuhan,” ucapnya.
Fuji menegaskan, takut gagal merupakan kegagalan absolut karena tak berani melangkah.
”Jangan izinkan ketakutan membuat anda paralyzed shingga tak bisa melangkah. Ingatlah, over analyzis justru bisa menjadi paralisis atau kelumpuhan,” urainya.
Menurutnya, Lebih baik punya perencanaan sederhana tapi melakukan sekarang, daripada memiliki perencanaan sempurna tapi melakukannya dua tahun lagi.
Kisah yang menjadi pegangan dari Matius 14:22-33, saat Petrus diminta Tuhan Yesus berjalan di atas air.
Bagaimana anda bisa menang dari ketakutan dan menemukan keberanian? Ada tiga hal yang jadi garis besar:
Pertama, perbaharui hubungan Anda dengan Tuhan
”Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” kata Yesus di ayat 27.
Fuji mengingatkan, seperti era Musa, hidup kita harus dibangun di sekitar kemah pertemuan Tuhan.
“As long anda membangun kehidupan doa Anda, Anda tak akan mati dan kekurangan. Sebagaimana umat Israel di padang gurun tetap dalam lindunganNya,” jelas Fuji.
Sebagaimana Tuhan berkata kepada Petrus, ”Datanglah!” kita diminta jangan jauh-jauh dari Tuhan.
Kedua, perbaharui Visi Anda.
Ingat saat Petrus berseru, ”Tuhan tolonglah Aku”.
Kalau Anda ketakutan, perbarui visi Anda. Orang yang punya tujuan tidak mudah digoyahkan.
Ketiga, perbaharui sikap Anda.
Tuhan menegur, ”Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?”
Di akhir kotbah, Pastor Fuji menegaskan, sukses itu karena mentalitas. Tak ada orang naik kelas tanpa ujian.
”Sekalipun bertemu penghalang atau kegagalan, Anda tetap akan bangkit kembali. Tak akan takut dengan yang namanya kerja keras, punya mental tahan banting,” pesannya.

Pastor Fuji kemudian menyampaikan sebuah cerita yang cukup viral, dua salesman sepatu di daerah yang belum punya budaya bersepatu. Dua orang dengan sikap berbeda untuk permasalahan yang sama.
Suatu ketika, sebuah perusahaan sepatu mengirim dua orang salesman ke sebuah daerah terpencil di pedalaman. Daerah itu belum pernah mengenal budaya memakai sepatu, semua penduduknya berjalan tanpa alas kaki.
Setelah beberapa hari berkeliling, masing-masing salesman mengirim laporan kepada kantor pusat.
Salesman pertama menulis:
“Tempat ini tidak punya harapan. Tidak ada satu pun orang yang memakai sepatu. Pasar nol persen. Lebih baik kita tidak menjual ke sini.”
Salesman kedua melapor:
“Luar biasa! Semua orang di sini belum punya sepatu. Pasarnya 100 persen belum tersentuh! Kita punya peluang besar!”
Cerita ini menggambarkan dua cara pandang terhadap situasi yang sama:
Salesman pertama melihat masalah, “tidak ada pasar”.
Salesman kedua melihat peluang, “pasar yang sangat besar”.
Pelajaran dari Kisah Ini:
- Mindset menentukan hasil.
Orang pesimis melihat hambatan, orang optimis melihat kesempatan.
- Inovasi lahir dari tempat yang belum tersentuh.
Kadang justru pasar yang belum terbentuk menjadi sumber pertumbuhan baru.
- Kondisi sulit bukan akhir, tapi awal kreativitas.
Tantangan bisa diubah menjadi peluang dengan cara berpikir yang berbeda.
Fuji menekankan, kunci dari dua orang itu adalah mentalitas yang berbeda.
”Mental Anda akan mempengaruhi sikap Anda. Bagaimana bangkit di tengah kegagalan. Sikap itu tak tergantung keadaan. Sikap itu adalah keputusan,” tutupnya.
Series ibadah Pendeta Fuji Harsono di GMS Alam Sutera mengambil tema ‘Orang Benar berani Seperti Singa’. Jam 15 kebagian mengupas figur Petrus.
Di ibadah kali ini, Firman Tuhan menekankan, kita boleh mengalami rasa takut, tetapi jangan membiarkan rasa takut menguasai hidup ini.
”Takut gagal, takut ditolak, takut kecewa bisa membuat anda takut melangkah, tidak melakukan kehendak Tuhan,” ucapnya.
Fuji menegaskan, takut gagal merupakan kegagalan absolut karena tak berani melangkah.
”Jangan izinkan ketakutan membuat anda paralyzed shingga tak bisa melangkah. Ingatlah, over analyzis justru bisa menjadi paralisis atau kelumpuhan,” urainya.
Menurutnya, Lebih baik punya perencanaan sederhana tapi melakukan sekarang, daripada memiliki perencanaan sempurna tapi melakukannya dua tahun lagi.
Kisah yang menjadi pegangan dari Matius 14:22-33, saat Petrus diminta Tuhan Yesus berjalan di atas air.
Bagaimana anda bisa menang dari ketakutan dan menemukan keberanian? Ada tiga hal yang jadi garis besar:
Pertama, perbaharui hubungan Anda dengan Tuhan
”Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” kata Yesus di ayat 27.
Fuji mengingatkan, seperti era Musa, hidup kita harus dibangun di sekitar kemah pertemuan Tuhan.
“As long anda membangun kehidupan doa Anda, Anda tak akan mati dan kekurangan. Sebagaimana umat Israel di padang gurun tetap dalam lindunganNya,” jelas Fuji.
Sebagaimana Tuhan berkata kepada Petrus, ”Datanglah!” kita diminta jangan jauh-jauh dari Tuhan.
Kedua, perbaharui Visi Anda.
Ingat saat Petrus berseru, ”Tuhan tolonglah Aku”.
Kalau Anda ketakutan, perbarui visi Anda. Orang yang punya tujuan tidak mudah digoyahkan.
Ketiga, perbaharui sikap Anda.
Tuhan menegur, ”Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?”
Di akhir kotbah, Pastor Fuji menegaskan, sukses itu karena mentalitas. Tak ada orang naik kelas tanpa ujian.
”Sekalipun bertemu penghalang atau kegagalan, Anda tetap akan bangkit kembali. Tak akan takut dengan yang namanya kerja keras, punya mental tahan banting,” pesannya.
Pastor Fuji kemudian menyampaikan sebuah cerita yang cukup viral, dua salesman sepatu di daerah yang belum punya budaya bersepatu. Dua orang dengan sikap berbeda untuk permasalahan yang sama.
Suatu ketika, sebuah perusahaan sepatu mengirim dua orang salesman ke sebuah daerah terpencil di pedalaman. Daerah itu belum pernah mengenal budaya memakai sepatu, semua penduduknya berjalan tanpa alas kaki.
Setelah beberapa hari berkeliling, masing-masing salesman mengirim laporan kepada kantor pusat.
Salesman pertama menulis:
“Tempat ini tidak punya harapan. Tidak ada satu pun orang yang memakai sepatu. Pasar nol persen. Lebih baik kita tidak menjual ke sini.”
Salesman kedua melapor:
“Luar biasa! Semua orang di sini belum punya sepatu. Pasarnya 100 persen belum tersentuh! Kita punya peluang besar!”
Cerita ini menggambarkan dua cara pandang terhadap situasi yang sama:
Salesman pertama melihat masalah, “tidak ada pasar”.
Salesman kedua melihat peluang, “pasar yang sangat besar”.
Pelajaran dari Kisah Ini:
- Mindset menentukan hasil.
Orang pesimis melihat hambatan, orang optimis melihat kesempatan.
- Inovasi lahir dari tempat yang belum tersentuh.
Kadang justru pasar yang belum terbentuk menjadi sumber pertumbuhan baru.
- Kondisi sulit bukan akhir, tapi awal kreativitas.
Tantangan bisa diubah menjadi peluang dengan cara berpikir yang berbeda.
Fuji menekankan, kunci dari dua orang itu adalah mentalitas yang berbeda.
”Mental Anda akan mempengaruhi sikap Anda. Bagaimana bangkit di tengah kegagalan. Sikap itu tak tergantung keadaan. Sikap itu adalah keputusan,” tutupnya.

