Check In: NTX, Ranai, Natuna

Bersyukur bisa dapat mengunjungi pulau terluar Indonesia di sisi barat laut Indonesia: Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

Perlu waktu sekitar tiga jam perjalanan dari Jakarta menuju Natuna. Terbang jam enam pagi dari Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta menggunakan Airbus A320-232 nomor registrasi PK-SJT Super Air Jet, durasinya satu jam lima belas menit untuk flight CGK-BTH, Jakarta-Batam.

Dari Bandara Hang Nadim Batam, transit sangat sejenak, lalu pindah pesawat ATR 72-500 milik Wings Air lanjut ke Bandara Ranai, Natuna. Sekitar satu jam 40 menit.

”Di Bandara Ranai ini, ada penerbangan enam hari dalam seminggu, kecuali Kamis. Wings Air empat kali dan Nam Air dua kali,” kata Fika, petugas Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan di Bandara Ranai.

Melalui jendela pesawat baling-baling, saya melihat keindahan Kepulauan Riau. Ada lebih dari 2.400 pulau di provinsi ini, dengan sepertiganya belum berpenghuni dan bernama. Sementara di Kabupaten Natuna total ada 54 pulau, dengan 27 pulau di antaranya berpenghuni dan 127 pulau lainnya tidak berpenghuni. Pulau-pulau ini terbagi dalam dua gugusan utama: Gugusan Pulau Natuna dan Gugusan Pulau Serasan. 

Gugusan Pulau Natuna terdiri dari pulau-pulau di Bunguran, Sedanau, Midai, Pulau Laut, dan Pulau Tiga. Sementara gugusan Pulau Serasan: Terdiri dari pulau-pulau di Serasan, Subi Besar, dan Subi Kecil.

Selain itu, Natuna memiliki tujuh pulau terluar, yaitu Pulau Kepala, Pulau Subi Kecil, Pulau Senoa, Pulau Sekatung, Pulau Sebetul, Pulau Semiun, dan Pulau Tokong Boro. Hanya Pulau Subi Kecil yang berpenghuni di antara ketujuh pulau terluar ini. 

Bandara Raden Sadjad Ranai dirancang cukup panjang. Runway atau landasan pacunya speanjang 2.560 meter dengan lebar 45 meter bisa menampung kedatangan pesawat jenis Boeing 737, seperti dilakukan Nam Air dalam dua kali seminggu.

Nama Raden Sadjad diambil karena ia merupakan tokoh perintis Angkatan Udara (AURI) yang memimpin tim pelaksana pembangunan Lanud Ranai untuk pertama kali di Natuna bersama tujuh anggotanya pada 5 Mei 1955.

Tim kecil ini diutus KSAU untuk membangun landasan di Ranai, dipimpin Letnan Udara Satu Raden Sadjad dan beberapa anggota: Pratu Effert (ADC), Sipil Komaling (Mandor 1), Sipil Williem (Mandor 2 merangkap tukang kayu), Sipil Mathias (juru masak merangkap tukang kayu), Sipil Chalik (juru masak merangkap tukang kayu), dan Sipil Othing (Teknik).

Keindahan bandara di seberang Gunung Ranai ini nampak dari toiletnya juga. Sebagai kawasan perairan, takjub menyaksikan tempat buang hajat diberi kolam kecil berisi ikan hias nan meliuk-liuk sedap dipandang mata.

Selamat datang di Natuna, pulau terluar Indonesia berbatasan dengan banyak negara: Vietnam, Kamboja, Malaysia, hingga Tiongkok!

Leave a Reply

Your email address will not be published.