Memberi Tips Tak Akan Membuat Jatuh Miskin

Dalam hukum berbagi, tabur – tuai, orang yang tak pelit akan diberkati.

Ini bukan cerita untuk berpamrih. Baiklah, saya akan me-’reminding’ tulisan 13 tahun lalu. Saat sejenak berkunjung ke ibu kota Amerika Serikat, Washington DC.

Sejak di Kedutaan Besar di Jakarta saya sudah mendapat briefing tentang hal ini. Di Washington DC, hari pertama perkenalan program tadi pun ditekankan hal yang sama. Jangan segan-segan memberi tip atau gratuity atau persenan, karena dari situlah para pekerja rendahan di sini hidup. Maklum, gaji mereka amat kecil.

“Nah, kalau Anda bertanya apakah sebaiknya gaji ditingkatkan dan budaya tip dikurangi, itu sulit menjawabnya,” demikian petuah yang saya terima dalam penyambutan kedatangan di lembaga penyelenggara IVLP di pagi tadi.

Jadi, setiap orang disarankan memberikan tip, dalam keadaan memang ia dilayani. Misalnya, menyelipkan tip di bawah bantal kamar hotel setiap akan pergi pagi hari, karena siangnya kamar kita pasti akan dibersihkan oleh housekeeper. Besarannya terserah, mau 1 atau 2 dolar, namanya juga amalan. Juga kepada sopir taxi dan pelayan restoran.

“Besaran tip di rumah makan sekitar 15-20 persen dari bill yang harus dibayarkan,” begitu penjelasannya. Tapi, meski setiap pagi saya sarapan gratis di hotel, tetap disarankan menyelipkan tip di meja restoran usai menyantap breakfast. Tip biasanya tidak berlaku jika kita makan dalam kondisi tidak dilayani alias self service, misalnya di McDonald atau resto cepat saji lain di mana makanan tidak diantar pelayan ke tempat kita duduk.

Well, mari kita beradaptasi. Dengan biaya makan cukup besar di sini, saya memang dituntut berhemat dan pintar-pintar mengatur pengeluaran. Tapi, saya kira berbagi dan memberi tip tidak akan membuat kita jatuh miskin kan?”

Dan kini, 13 tahun kemudian, saya merasa budaya tip di Indonesia masih sangat minim. Memang, menghargai orang tak harus dengan uang. Tapi, hal konkret adalah mengapresiasi dengan cara paling mudah. Soal berapa besarannya, itu nomor berikutnya.

Maka, ketika beberapa tahun ini dapat kesempatan bepergian ke banyak kota, otomatis juga banyak hotel, di Indonesia. Saya mencoba menerapkan tips tip itu. Menaruh beberapa lembar uang -tak banyak sih- saat kamar tidur akan dibersihkan pada hari kedua menginap. Juga tip pada driver. Sudah lama saya lakukan setiap usai menggunakan jasa taksi online selalu memberi tip lewat aplikasi.

Karena itu, ”Akun Bapak ratingnya 4,8,” kata driver goride dan gocar suatu ketika.

Memberi tip tak akan membuat kita jatuh miskin. Seberapapun pendapatan kita, setidaknya orang-orang itu belum seberuntung mendapat yang kita peroleh…

Leave a Reply

Your email address will not be published.