GMS Puri 30 November 2025: Lihat tujuan Nya!

Pendeta Benny Wijaya melayani ibadah GMS Puri sesi 17.00 WIB. Bercerita banyak pengalamannya naik turun bersama Tuhan.

”Titik terbaik kita tetap tak bisa melampaui titik terbaik Tuhan,” kata Benny dengan melandaskan kotbahnya dari Matius 28:16-20.

Ia menekankan, siapapun bisa memiliki keraguan, tapi ambil pelajaran dari lihat tujuanNya.

Ada beberapa keraguan dalam hidup ini yang dijabarkan Benny. Sesuai fase usia kita.

Pertama, keraguan tentang arah karir dan makna hidup.

Kedua, bagi ‘young adult’, keraguan tentang hubungan dan kesendirian.

Ketiga, keraguan tentang kemampuan menghidupi keluarga.

Keempat, keraguan tentang peran parenting dan masa depan anak.

Berikutnya, bagi senior usia 55+, kelompok lanjut usia atau memasuki masa pensiun, keraguan tentang relevansi dan nilai diri. Juga keraguan tentang kesehatan masa akhir dan kepastian hidup.

”Sampai usia berapapun, keraguan dalam diri kita akan tetap ada,” jelasnya.

Meski demikian, Yesus merupakan sosok yang tidak anti ragu

Yesus mendekati mereka yang ragu, karena ia sudah kenal. ”Kalau kita tantrum dengan keraguan, ia tak akan tantrum karena keraguan,” tegasnya.

Benny melanjutkan, jika Yesus mendekati kita, apakah kita tahu Ia dekat kita? Atau kita lebih dekat dengan keraguan itu?

”Obat pada keraguan adalah Firman Tuhan. Keraguan bukan alasan untuk kita melalaikan amanat Tuhan Yesus,” tegasnya.

Untuk itu, jangan izinkan semak kekhawatiran itu berkembang. Latihlah diri untuk bertumbuh.

Beberapa inspirasi disampaikannya.

Tentang Gereja Sagrada Familia di Barcelona, yang peletakan batu pertama berlangsung pada 1882 dan terus berlangsung hingga tahun depan.

Ada pula Gereja Katedral Koln di Jerman. Baru jadi di 1880, sejak dibangun pada 1248.

Juga ada kisah tujuh orang buta yang berhasil mendaki puncak gunung Kilimanjaro.

Benny  memungkasi, terkadang kita hanya perlu berhenti, menatapNya lagi dan tujuan hidup pun terasa kembali utuh. Dia tak akan pernah membiarkan kita berjalan tanpa arah.

”Kita hanya perlu belajar melihatNya lagi. Dalam tenangNya, dia menuntun kita menemukan tujuan yang kita pikir hilang,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.