Kepercayaan pasar dan publik merupakan peluang untuk meneruskan pengelolaan ekonomi secara prudent – termasuk dengan disiplin anggaran.

MOMENTUM-847x477Seminggu setelah tim baru Kabinet Kerja bidang perekonomian terbentuk, sentimen positif langsung mengiringi dunia ekonomi dan bisnis. Selain indikator menggembirakan dari perkembangan kurs, Indeks Harga Saham Gabungan, dan tingkat inflasi, sambutan ‘hangat’ juga terlihat dari pemberitaan media dalam dan luar negeri.

Selama tiga hari di sepanjang pekan lalu, harian Kompas menurunkan kepala berita bertendensi positif tentang kondisi ekonomi dalam negeri, masing-masing ‘Optimisme Ekonomi Makin Menguat’ (2 Agustus 2016), ‘Menkeu Yakinkan Fiskal Terjaga’ (5 Agustus 2016) dan ‘Momentum Perbaikan Ekonomi Terus Dijaga’ (6 Agustus 2016). Sementara itu, Jawa Pos edisi Sabtu 6 Agustus menulis judul besar ‘Pemulihan Ekonomi Melampaui Ekspektasi’.

Adapun Bisnis Indonesia, 5 Agustus mengangkat berita terkait Revisi APBNP 2016 dengan titel ‘Sinyal Positif dari Senayan’. Berita tentang pemangkasan anggaran besar-besaran yang akan dilakukan Menteri Keuangan Sri Mulyani tak semata-mata mendapat tanggapan negatif. Dalam kepala berita The Jakarta Post 5 Agustus ‘Budget Cut Spillover Looms’ tertera sub judul ‘Sri Mulyani says budget can still stimulate economy, promises infrastructure projects will not be affected.’

Dari media asing, Wall Street Journal edisi 4 Agustus 2016 memasang judul ‘Indonesia Economic Growth Accelerates, Southeast Asia’s largest economy grows 5.18% on-year in the second quarter, beating expectations’.

Dalam pemberitaannya, media yang berpusat di New York ini menulis, “Indonesia’s economic growth accelerated in the second quarter from a six-year low as more development projects got off ground thanks to increased government spending. The World Bank expects Indonesia’s economy to grow 5.1% for the entire year, supported by household consumption and government spending. It said the continuity of economic reform that President Joko Widodo launched late last year will help the economy to mitigate slowing global demand and volatility in the global financial markets.”

Pemerintah memang bergerak cepat, tak lama setelah reshuffle kabinet diumumkan. Upaya menyeimbangkan keuangan negara diputuskan setelah melihat masih tersendatnya penerimaan pajak sebagai dampak dari masih belum pulihnya perekonomian global.

Hasilnya adalah pemangkasan Rp 133 triliun anggaran pemerintah pusat dan transfer daerah pada APBN-P 2016. Meskipun melakukan pemangkasan, Menkeu tetap yakin stimulus ekonomi masih tetap terjaga. Menkeu menegaskan, bahwa keputusan tersebut juga diambil atas pertimbangan Presiden Joko Widodo.

Menurut Sri Mulyani, presiden melihat banyak sekali ruang untuk melakukan efisiensi anggaran. Pemotongan anggaran dilakukan  pada program-program yang tidak produktif, misalnya biaya perjalanan dinas dan dana operasional. Pemangkasan ini tidak berlaku untuk hal-hal yang memang sudah merupakan prioritas pemerintah seperti program pembangunan infrastruktur.

Sejalan dengan sentimen positif di berbagai media, reaksi pasar pun demikian terhadap langkah-langkah yang diambil pemerintah dan melihatnya sebagai sinyal baik dalam rangka menerapkan disiplin anggaran. Dalam penutupan perdagangan tak lama setelah pengumuman pemangkasan anggaran pada tanggal 4 Agustus 2016, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 21,985 poin (0,411%) ke level 5.373,863.

Visi Presiden terhadap masa depan Indonesia yang lebih baik, tim ekonomi yang mumpuni dan berintegritas, serta pilihan-pilihan kebijakan yang tepat meskipun kadang pahit, merupakan unsur-unsur penting dalam menciptakan kepercayaan pasar dan publik secara umum. Gabungan semua ini ditambah dengan fakta bahwa pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua 2016 dapat mencapai 5,18 persen telah menciptakan momentum positif bagi perekonomian nasional.

Dengan kerja keras semua pihak, pertumbuhan ekonomi 2016 yang disepakati 5,2% dengan inflasi 4% dan nilai tukar Rp13.500 per dolar AS menjadi target yang tak mustahil untuk dicapai akhir tahun ini.

seperti ditayangkan di http://presidenri.go.id/topik-aktual/menjaga-momentum-positif.html