Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Mengakhiri Kelas Jurnalisme Global 2024/2025

Memang cara mengajar saya di kelas ‘Jurnalisme Global’ Unika Atma Jaya belum sefrontal Prof Rhenald Kasali. Beliau sangat terkenal dengan instruksi hari pertamanya di mata kuliah Pemasaran Internasional Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia.

“Pada akhir kuliah, kalian harus kumpulkan tugas cerita bepergian ke negara yang asing, tanpa bantuan dari teman dan sanak saudara. Bukan negara yang biasa berbahasa Inggris,” begitu arahannya.

Continue reading “Mengakhiri Kelas Jurnalisme Global 2024/2025”

Cerutu Aceh

Satu lagi oleh-oleh khas Aceh selain aneka penganan dan wastra. Cerutu Bakong Aceh khas Takengon.

Kala menikmati jamuan kopi bersama Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah di Moorden Coffee, disuguhkan juga menu tambahan. Selain makanan ala ketan atau pulut yang dibungkus bak otak-otak Jakarta, juga dihaturkan cerutu khas Aceh. Besar diameternya, sejari jempol. Nyaris tak beda dengan cerutu-cerutu impor.

Continue reading “Cerutu Aceh”

Satu Kakak Tujuh Ponakan, Beratnya ‘Generasi Sandwich’

Diadaptasi dari cerita mendiang Arswendo Atmowiloto dan pernah jadi sinetron di RCTI, film ‘Satu Kakak Tujuh Ponakan’ mengisahkan beratnya kehidupan ditimpakan ke seorag pria. Generasi ’sandwich’, digencet atas bawah.

Chicco Kurniawan dengan gemilang memerankan peran Hendarmoko ’Moko’ arsitek muda yang terpaksa mengurus karirnya sembari merawat para keponakannya selepas kematian kakak-kakaknya. Aktingnya tak kalah hebat dibandingkan saat ia meraih Piala Citra 2021 sebagai pemain utama pria terbaik untuk peran Amin di ’Penyalin Cahaya’.

Continue reading “Satu Kakak Tujuh Ponakan, Beratnya ‘Generasi Sandwich’”

Sebelas Menuju Madrid

Buku keduapuluh dua Tere Liye yang saya. Judulnya ‘Sebelas’. Setebal 442 halaman. Membuka seloroh lama, “Masak sih dari sekian ratus juta penduduk Indonesia tak bisa menemukan sebelas pemain sepak bola terbaik yang bisa membanggakan Indonesia di pentas dunia?”

Ceritanya mengalir. Dari seorang bule dikejar-kejar imigrasi, menyusup ke lapangan bola, bertemu teman sekaligus rival lama, sampai membentuk tim menuju kejuaraan bergengsi U-17 di Madrid.

Continue reading “Sebelas Menuju Madrid”

Kuliner Aceh: Santap Seafood Rumoh Bieng

Makan malam di salah satu rumah makan seafood favorit di Banda Aceh. Rumoh Bieng di Lambaro Skep. Bieng merupakan Bahasa Aceh yang artinya kepiting.

Asyik sekali makan dan ngobrol di sini. Salah satu menu andalannya, Kepiting Bertelur Berkualitas Ekspor. Disediakan catut alias tang untuk mengobrak-abrik sang kepiting yang menawarkan rasa gurih dan tekstur daging nan lembut, dipadu dengan telurnya kaya rasa.

Continue reading “Kuliner Aceh: Santap Seafood Rumoh Bieng”

Kuliner Aceh: Makan Siang Lem Bakrie

Tempat referensi makan siang di Banda Aceh. Lem artinya paman, paklik. Di sini andalannya daging (kambing).

Dari Kantor Gubernur Aceh, kami mendapat rekomendasi makan siang di sini. Kedai Lem Bakrie bernuansa bambu, berada di  Jl. Prof. Ali Hasyimi, Lamteh, Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh. Buka jam 11 siang, dan dipastikan habis antara jam 2 – 3 siang.

Continue reading “Kuliner Aceh: Makan Siang Lem Bakrie”

Until Tomorrow

Sebuah film yang membuat trenyuh. Bagaimana cinta tetap bertahan dalam kondisi penuh tantangan. Terinspirasi dari kisah nyata.

Menonton film berdurasi 105 menit produksi 2022 ini pada penerbangan pergi-pulang Jakarta-Banda Aceh. Menggunakan fasilitas in flight entertainment Boing 737-800 Garuda Indonesia, pada penerbangan berangkat hanya kelar di setengah film. Lanjut di pulangnya, meski sempat terkendala situasi audio kurang sempurna.

Continue reading “Until Tomorrow”